Jakarta, Gatra.com - Beberapa daerah di Indonesia hingga kini masih ada yang terdeteksi rawan pangan, terutama wilayah Indonesia Timur. Bahkan ada juga yang rentan terhadap kemungkinan rawan pangan.
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP), Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi mengatakan wilayah Indonesia timur, khususnya yang berada di wilayah Propinsi Papua yang paling banyak wilayahnya yang rawan pangan.
"Kalau kita lihat peta sebaran yang kami buat, masih ada wilayah yang rawan pangan, khususnya wilayah Indonesia timur. Saya juga berasal dari Indonesia timur," kata Agung dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk 'Sinergi Program Pengentasan Daerah Rawan Pangan' di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (24/7).
Ia menjelaskan, secara umum persoalan rentan rawan pangan di daerah Indonesia timur adalah masalah infrastruktur transportasi.
"Biasanya ini masalah infrastruktur saja, seperti transportasi ini domainnya Kementerian PUPR, makanya kita bersinergitas. Tapi yang kita bisa selesaikan dulu adalah bagaimana masyarakat bisa menyediakan pangan sendiri, beragam bergizi dan seimbang,” tambahnya.
Menurutnya, pengentasan daerah rentan rawan pangan dan rawan pangan kini menjadi salah satu icon untuk mendukung ketahanan pangan. BKP saat ini telah mengidentifikasi lokasi/daerah yang masih rentan rawan pangan.
"Misal daerah Provinsi Jawa Timur, kalau kita lihat petanya hijau, tapi kalau kita lihat lagi lebib dalam hingga kecamatan dan desa ada daerah yang rentan rawan pangan. Di Jawa Timur ada daerah rawan pangan di Desa Doomo di Kabupaten Gresik," paparnya.
Agung menjelaskan, untuk mengentaskan daerah rawan pangan, pihaknya sejak tahun 2015 telah mengembangkan atlas ketahanan pangan dan kerentanan pangan. Dalam atlas tersebut dipetakan daerah yang rawan pangan, rentan rawan pangan hingga tahan pangan.
Ia menjelaskan, di peta diberi warna, untuk hijau tua adalah daerah yang ketahanan pangannya baik, kemudian hijau muda, sedikit di bawah tahan pangan, warna kuning dan kuning muda, daerah yang masuk kategori agak tahan pangan.
“Yang menjadi perhatian kita adalah yang warna merah muda dan merah tua. Merah tua sangat rentan pangan dan merah muda agak rentan. Di semua provinsi, masih ada titik desa yang berwarna kuning dan merah muda,” tuturnya.
Tujuannya dengan adanya peta tersebut menurut Agung, pemerintah bisa melihat mengetahui kondisi keseluruhan ketahanan pangan daerah di Indonesia. Dengan demikian, pemerintah bisa memberikan perhatian khusus kepada daerah yang berwarna merah tua, merah muda dan kuning.
“Kita harapkan nantinya dengan program pemerintah, daerah-daerah tersebut bisa berubah warnanya menjadi hijau,” katanya.