Semarang, Gatra.com - Indonesia akan segera memasuki masa puncak bonus demografi, dengan proyeksi jumlah penduduk usia produktif mencapai hingga 68% atau setara dengan 200 juta orang pada 2020 hingga 2023. Hal ini bisa menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pemerintah untuk memaksimalkan agenda pembangunan Indonesia pada masa mendatang.
Hal itu disampaikan Ketua Tim Pakar Teknologi Informasi Kemenhan RI, Prof.Ir.Eko Indrajit, M.Sc.M.B.A dalam Seminar Nasional dan Call for Papper dengan tema Optimalisasi Bonus Demografi Indonesia dalam Era Revolusi Industri 4.0 di Kampus Unisbank Bandangisor Semarang (24/7)
Menurut Eko Indrajit, bonus Demografi hendaknya direspons dengan memunculkan ragam pengembangan sumber daya manusia. Artinya, profesi dan kerjaan yang akan menciptakan, merancang, dan mendayagunakan teknologi dalam berbagai bidang,seperti pertanian, peternakan ataupun kesehatan.
“Output-nya sesuai dengan tujuan adanya negara kita, yaitu mencerdaskan masyarakat, kesejahteraan umum, sehingga negara berdaulat dan disegani dunia,” kata Indrajit kepada peserta seminar yang memenuhi ruang Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unisbank.
Sementara itu, Rektor Unisbank Semarang, Dr. Safik Faozi, SH. M.Hum, mengatakan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan Indonesia memiliki bonus demografi. Artinya, jumlah penduduk produktif lebih banyak dibandingkan dengan usia nonproduktif. Kondisi ini dapat kita jadikan peluang namun sekaligus sebagai tantangan.
“Jika tidak direspons positif, mungkin malah menjadi bencana. Untuk merespons itu, diperlukan upaya serius untuk meningkatkan kapasitas SDM seiring dengan era revolusi industri saat ini,” kata Safik
Dalam acara tersebut, Unisbank menjalin kerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Propinsi Jawa Tengah. Peningkatan SDM dan penelitian merupakan salah satu ruang lingkup yang dikerjasamakan.
Pembicara lain dalam seminar itu adalah Ari Juliano Gema, SH dari Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf), Dr.Agung Nusantara SE.M.Si Unisbank Semarang dan Keynote speaker Dr.Ir.Dwi Listyawardani, M.Sc.Dip.Com selaku Deputy Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN RI.