Jakarta, Gatra.com - Ahli Konversi Energi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Pandji Prawisudha mengatakan banyak teknologi yang dapat digunakan untuk mengelola sampah. Namun, hal yang masih menjadi kendala adalah banyaknya sampah organik yang tercampur atau berada di dalam kemasan plastik.
"Bukan cuma jumlah sampah yang bertambah, namun juga komposisinya juga berubah sehingga penanganan sampah secara biologis mengalami kendala. Apabila menggunakan teknologi, maka sampah harus dilakukan pemilahan terlebih dahulu sebab sampah organik yang keras dan basah serta tercampur dengan plastik, membutuhkan proses lebih lama," ujarnya saat dihubungi oleh Gatra, Rabu (24/7).
Begitu juga dengan sampah plastik, Pandji mengatakan pengelolaan sampah jenis ini harus dilihat berdasarkan karakteristik dari plastik tersebut. Alasannya, karena setiap jenis plastik memiliki titik-titik penguraian dan terkadang basah akibat campuran sampah organik sehingga sulit nantinya dikelola menggunakan teknologi.
Maka dari itu, lanjutnya, alternatif mudah untuk menangani sampah saat ini adalah dengan membakar benda tersebut. Sebab, melalui cara seperti itu, sampah langsung hilang secara keseluruhan meskipun ada jenis sampah yang tercampur dengan lainnya.
"Mengingat masih banyak sampah yang masih tercampur-campur dan belum adanya pemilahan, maka proses pembakaran adalah paling mudah sebab ini mengubah sampah secara fisik walaupun hasil pembakaran akan berubah menjadi karbondioksida," ujarnya.