Jakarta, Gatra.com - Kadin Indonesia bekerja sama dengan Blockchain Asia Forum (BAF) akan meluncurkan Blockchain Center of Excellence and Education (BCEE). Peluncuran Blockchain Center ini akan dilaksanakan bertepatan dengan penyelenggaraan Global Blockchain Summit 2019 (GBS 2019) di Hotel Ritz-Carlton SCBD, Jakarta, 29-30 Juli 2019 mendatang.
"Melalui BCEE, Kadin Indonesia membantu para pelaku usaha mendapatkan informasi dan panduan tentang teknologi blockchain. Bagiamana teknologi ini bisa diterapkan di berbagai sektor usaha. BCEE bisa memfasilitasi pelatihan hingga studi banding penerapan blockchain," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Logistik dan Pengelolaan Rantai Pasokan, Rico Rustombi di Jakarta, Rabu (24/7).
Dalam keterangan yang diterima Gatra.com, dijelaskan bahwa masuknya teknologi digital, termasuk blockchain, ke berbagai aspek bisnis dan kehidupan merupakan suatu keniscayaan. Di awal 90-an, dunia diperkenalkan dengan internet yang merupakan revolusi dari sisi informasi. Blockchain yang muncul pada 2008, menurut Rico, dapat dipandang sebagai revolusi pada sisi transaksi.
Baca Juga: Pacu Penerapan Blockchain, Kadin dan BCEE Gelar GBS 2019
"Sistem ini memudahkan pencatatan transaksi, membuat transaksi lebih transparan, efisien sekaligus lebih aman. Juga tidak tergantung kepada server karena server-nya ada di setiap komunitas yang terkoneksi satu sama lainnya. Jadi dalam prinsipnya, sulit untuk pihak manapun melakukan kecurangan dalam mata rantai informasi, karena blockchain dikenal dengan distributed ledeger,” terang Rico.
Salah satu sektor yang termasuk paling terbantu dengan kehadiran teknologi blokchain adalah sektor logistik. Banyak perusahaan raksasa global di sektor logistik, seperti Maersk & DHL telah mengadopsi teknologi ini. Sistem yang diusung blockchain terbukti mampu mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan. Kelak, bahkan untuk bisnis UMKM juga akan bisa memanfaatkannya untuk mempermudah akses pembiayaan dalam mengembangkan usaha.
Baca Juga: E-KTP Bisa Memanfaatkan Teknologi Blockchain
Beberapa sektor seperti keuangan, logistik, perdagangan, manufaktur, pelayanan publik sudah mulai mengadopsi teknologi blockchain di dalam bisnis proses mereka. Kebutuhan ini mereka sadari untuk menjustifikasi agar eksistensi usaha mereka menjadi relevan dalam persaingan di pasar. Di sektor logistik dan supply chain (rantai pasok) penerapan teknologi blockchain ini bahkan sudah lebih maju. Hasilnya terbukti meningkatkan kualitas pelayanan, transparasi, keamanan, serta akurasi dari jasa logistik dan supply chain demi meningkatkan efisiensi serta menurunkan biaya logistik.
Rico meyakini teknologi ini akan terus berkembang dan akan banyak diterapkan dalam setiap lini bisnis. Kadin Indonesia melihat target untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat perdagangan ekonomi digital terbesar di kawasan ASEAN pada 2020 dengan target US$130 miliar bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan.
Baca Juga: Pemilu 2024 Bisa Memanfaatkan Teknologi Blockchain
Senada dengan itu, perwakilan BCEE Indonesia, Tubagus Mansyur Amin menjelaskan, blockchain merupakan sistem yang unggul dari sisi transaksi. Blockchain merupakan revolusi transaksi secara digital. Tak heran bila tahun ini sejumlah bank ternama dunia berinvestasi menciptakan sistem kas digital berbasis teknologi blockchain.
“Bagi sebagaian orang, blockchain masih diasosiasikan dengan mata uang digital (crypto currency). Padahal, blockchain sebenarnya adalah sistem yang berada di balik mata uang digital, seperti bitcoin,” imbuhnya.
Peluncuran BCEE Indonesia akan ditandai dengan penandatangan MoU antara Kadin Indonesia dengan BCEE Asia. Acara ini akan dihadiri sekitar 2.000-an tamu undangan dari dalam dan luar negeri. Global Blockchain Summit 2019 akan diisi juga dengan seminar yang menghadirkan narasumber dan panelis level internasional. Dua menteri kabiner kerja akan menjadi keynote speaker dalam acara ini, yaitu Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Komunikasi & Informasi Rudiantara.