Mataram, Gatra.com-Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merayakan usia ke-21 sejak didirikan pada 23 Juli 1998 silam. Kini partai berlogo bintang sembilan tersebut menjelma menjadi partai besar.
“Pada tasyakuran ke-21 ini, PKB diharapkan mampu menjadi penjawab kebutuhan umat dan bangsa. Terlebih lagi pada Maret lalu, PKB dinobatkan menjadi fraksi teraktif dalam proses legislasi,” kata Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) NTB, H. Lalu Hadrian Irfani, di Mataram, Rabu (24/7).
Hadrian menambahkan, kesuksesan PKB pada pemilu 2019, tidak menjadikan para kader lantas puas dengan kesuksesan, tetapi menjadi beban karena ada amanah yang harus ditunaikan pada rakyat.
Menurutnya, Fraksi PKB dinobatkan sebagai fraksi teraktif dalam proses legislasi dan fraksi peduli sosial di ajang Anugerah Teropong Parlemen Award (TPA) 2019 oleh sebuah situs berita online. Penghargaan ini diharapkan semakin membangun semangat perjuangan kader PKB di parlemen.
“Di NTB sendiri, PKB berhasil sukses saat Pileg 2019 lalu. Jumlah kursi yang diraih mengalami peningkatan. PKB berhasil meraih kursi dengan jumlah strategis yang merata di NTB,” ucap Calon Legislatif terpilih DPRD NTB ini.
Ia menambahkan, PKB berhasil sukses pada Pileg 2019 di NTB. Namun, itu menjadi pemicu dan beban amanah oleh rakyat. PKB harus menunaikan tugas yang dititipkan itu.
Ia berujar, PKB saat ini telah bertransformasi dari partai berbasis Nahdiyin menjadi partai Islam terbesar di Indonesia. Caranya tetap mempertahankan ideologi Pancasila, konservatisme, pluralisme.
"Transformasi PKB sangat besar, dari partai berbasis Nahdiyin menjadi partai Islam terbesar di Indonesia," terangnya.
Hadrian Irfani berharap para kader menjalankan prinsip NU secara bermartabat di semua lini mulai dari jajaran wilayah hingga cabang.
"Yang dimaksud bermartabat adalah menjalankan seluruh amanah NU dengan berpedoman pada Aswaja yakni Ahlusunnah Wal Jamaah. PKB juga diharapkan menjadi partai ujung tombak dalam menjaga dan melayani ibu Pertiwi, dengan selalu mempertahankan pluralisme bangsa," paparnya.