Tebo, Gatra.com - Beberapa hari yang lalu, pihak kepolisian membebaskan puluhan Orang Rimba atau warga Suku Anak Dalam (SAD) yang tergabung dalam kelompok Serikat Mandiri Batanghari (SMB).
Sayangnya, puluhan warga SAD yang dibebaskan ini diduga berasal dari Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) Kabupaten Batanghari. Mereka adalah Temenggung Lidah Pembangun dan Temenggung Maraman yang dikembalikan ke Desa Muara Kilis Kabupaten Tebo, Jambi.
Baca Juga: Puluhan Warga SAD Dikembalikan ke Tebo
Hal ini membuat resah warga SAD yang berada di desa tersebut. Pasalnya, selain mereka bukan warga SAD Muara Kilis, sepak terjang kelompok yang dibebaskan ini sering berbuat onar di desa tersebut. Ini dikatakan langsung oleh salah seorang pimpinan SAD Desa Muara Kilis, Temenggung Apug.
"Di Kilis ini cuma ada dua kelompok SAD. Kelompok saya dan kelompok Temenggung Tupang Besak," kata Apung saat dikunjungi Gatra.com di pemukimannya di Simpang Stop Dusun Wanorejo Desa Muara Kilis, Selasa (23/7).
Baca Juga: Kapolres: SAD Mengaku Tertipu dengan Kelompok Muslim
Kepada Gatra.com, Apung bercerita, awalnya kelompok Temenggung Lidah Pembangun dan Mahraman datang ke desa Muara Kilis untuk sekadar numpang mencari (numpang hidup). "Malimau dan Pengawas (utusan Lidah Pembangun) yang pertama datang ke sini. Mereka berdua minta izin untuk mencari. Mereka dibawa oleh Husen dari Sungai Ruan Kabupaten Batanghari,"ujar Apung.
Namun kata Apung, selama mereka mencari di desa Muara Kilis, mereka tidak mau mengikuti adat istiadat atau peraturan SAD Muara Kilis. Bahkan semakin lama mereka membuat peraturan sendiri.
"Makanya kami di sini merasa keberatan kalau mereka dikembalikan ke sini. Mereka itu kelompok Kejasung yang hidup di TNBD Batanghari. Seharusnya dikembalikan ke sana, biar kami di sini bisa tenang," kata Apung lagi.
Baca Juga: Puluhan Personel SMB Ditangkap Polisi Jambi
Hal ini dibenarkan oleh Pendamping SAD Muara Kilis, Ahmad Firdaus. "Iya benar, Lidah Pembangun dan Maraman itu kelompok Kejasung dari Batanghari, "kata Firdaus yang juga Ketua Yayasan Orang Rimbo Kito, Rabu (24/7).
Dikatakan Firdaus jika dirinya sempat merasa senang saat mendapat kabar bahwa warga SAD yang ditahan oleh pihak kepolisian sudah dibebaskan, dan telah dikembalikan ke Muara Kilis. Namun dia terkejut saat mengetahui jika yang dikembalikan itu adalah kelompok Lidah Pembangun dan Maraman.
"Itu kan kelompok Kejasung Batanghari. Kok dikembalikan ke Tebo," kata Firdaus lagi.
Baca Juga: SAD Tebo Minta Kapolda Jambi Bebaskan Warga Mereka
Untuk itu Firdaus berharap kepada intansi terkait maupun pihak kepolisian agar mengembalikan kelompok Lidah Pembangun dan Maraman ke daerah asal mereka, yakni di TNBD Batanghari.
"Saya khawatir kalau mereka masih tinggal di sini akan berulah kembali. Ujung-ujungnya kita yang direpotkan dan SAD di sini juga yang mendapat Imbasnya. Itukan sudah terbukti saat insiden kelompok Serikat Mandiri Batanghari (SMB). Kelompok Lidah Pembangun yang bergabung dengan SMB, yang ditangkap dan ditahan malah kelompok SAD Muara Kilis," ujarnya.