Jakarta, Gatra.com - Sebagian besar wilayah Bali, sebagaian Jawa Timur, dan Lombok kembali diguncang gempa tektonik berkekuatan 4,6 Skala Richter pada Rabu (24/7) pukul 08.29 WIB. Data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi terjadi tsunami.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini dibangkitkan oleh deformasi kerak bumi dengan mekanisme pergerakan kombinasi naik-mendatar atau oblique thrust fault. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono melalui pesan singkat kepada Gatra.com di Jakarta, Rabu (24/7)
Guncangan gempa ini dilaporkan dirasakan di daerah Kuta Bali dalam skala intensitas IV Modified Mercalli Intensity (MMI). Kemudian di Denpasar, Banyuwangi, dan Jember sebesar III MMI. Sementara di Gianyar, Tabanan, dan Lombok Utara ada di level II MMI.
Baca Juga: Selama 11.500 Tahun Tak Ada Tsunami Besar di Pesisir Selatan
Episenter terletak pada koordinat 8,98 LS dan 114,17 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 84 km barat daya Jembrana, Bali, pada kedalaman 71 kilometer. Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa berkedalaman menengah ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia. Deformasi slab Indo-Australia berada tepat pada zona transisi Magathrust-Benioff.
Daryono menyebut beberapa warga di Kuta dan Badung, Bali serta di selatan Banyuwangi sempat berlarian ke luar rumah akibat terkejut dan panik dengan guncangan gempa yang terjadi dengan tiba-tiba. Daryono mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang.
Hasil monitor BMKG, hingga pukul 9.30 WIB, belum terjadi aktivitas gempa susulan.