Washington DC, Gatra.com - Dua tahun yang lalu, petugas Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Kuba melaporkan mengalami gejala sensorik yang aneh, termasuk tiba-tiba mendengar suara keras dan getaran tubuh yang tidak biasa. Studi baru menunjukkan meskipun belum terbukti apakah ada semacam bentuk serangan, otak para staf Kedubes ini memiliki kecenderungan yang berbeda dibanding orang normal.
"Temuan ini penting mengingat bahwa sejumlah pekerja kedutaan menunjukkan ketidaknormalan dalam keseimbangan dan koordinasi gerakan mata," kata salah peneliti studi tersebut, Dr. Randel Swanson yang juga merupakan asisten profesor kedokteran fisik dan rehabilitasi di Fakultas Kedokteran Universitas Perelman di Pennsylvania, AS, dilansir dari livescience.com.
Para peneliti menganalisis citra otak dari 40 staf Kedubes AS yang berpotensi terpapar, dan 48 orang sehat yang tidak terpapar. Semua partisipan dipindai otaknya dengan magnetic resonance imaging (MRI).
Menurut penelitian tersebut, secara khusus, para peneliti menemukan perbedaan di area otak yang dikenal sebagai otak kecil (cerebellum) yang bertanggung jawab untuk koordinasi gerakan, seperti ketika melalukan aksi berjalan dan menjaga keseimbangan.
Pencitraan otak menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan orang sehat, para pekerja Kedubes AS ini memiliki volume ganglia dasar yang lebih rendah. Ganglia dasar ini berupa serabut saraf panjang yang memungkinkan area otak untuk berkomunikasi.
Selain itu, dibandingkan dengan orang sehat, para staf Kedubes AS itu menunjukkan perbedaan volume jaringan otak dan integritas jaringan di otak kecil mereka. Pola khusus perbedaan otak yang terlihat dalam penelitian ini tidak seperti pola penyakit atau kondisi otak lain yang terlihat dalam penelitian manapun sebelumnya.
"Kami tidak dapat secara definitif mengatakan bahwa perbedaan otak ini terkait dengan apa pun yang terjadi pada orang-orang ini di Havana, Kuba " kata Evan Gordon, seorang peneliti di Pusat Keunggulan untuk Penelitian tentang Pengembalian Veteran Perany di Waco, Texas.
Gordon juga mencatat bahwa beberapa efek yang terlihat pada jaringan otak pasien berlawanan dengan apa yang terlihat normal pada pasien trauma otak pada umumnya.
"Ini menunjukkan bahwa otak mereka terpengaruh dengan cara yang secara fundamental berbeda dari otak yang menderita trauma pada umunya, apa pun yang menyebabkan perubahan ini adalah efek yang benar-benar baru." kata Gordon.