Semarang, Gatra.com - Target sebagai juara umum berhasil diraih Indonesia dalam perolehan medali ajang ASEAN Schools Games 2019 Semarang. Indonesia sukses mematahkan dua rival bebuyutan, Thailand dan Malaysia.
Dari pelaksanaan tanggal 17 - 25 Juli 2019, di Semarang, Jawa Tengah. Indonesia mengoleksi 43 emas, 34 perak, dan 25 perunggu, dengan total raihan 102 medali, disusul Thailand (33 emas, 31 perak, dan 35 perunggu) di posisi kedua, dan Malaysia (18 emas, 25 perak, dan 34 perunggu) di posisi ketiga.
Dengan kesuksesan tersebut Indonesia menorehkan catatan sejarah, dua kali menjadi juara umum pada event bergengsi olahraga pelajar tingkat Asia Tenggara. Pada ASG 2015 di Brunei Darussalam, Indonesia pertama kali mengukir sebagai juara umum.
"Ini prestasi yang membanggakan dan melegakan mengingat persaingan yang cukup ketat di ASG tahun ini, dengan Thailand dan Malaysia selalu menempel ketat Indonesia di klasemen perolehan medali," kata Chef de Mission Indonesia ASG 2019, Yayan Rubaeni, di Hotel Patra Semarang, Selasa (23/7/2019).
Beberapa cabor yang menjadi target emas berhasil melebihi ekspektasi, seperti pada cabang atletik menyapu 11 medali emas dari target sebelumnya 8 emas.
Atlet-atlet muda lainnya yang sukses, adalah cabor bulutangkis yang berhasil mendapat 7 emas dari 7 nomor yang dipertandingkan. Ada pula cabor pencak silat yang berhasil menunjukkan eksistensinya sebagai olahraga beladiri asli Indonesia dengan raihan 7 emas dari target semula 5 emas.
"Ada juga cabor renang, di awal kita sempat ketar-ketir, tapi pada hari kedua kita tunjukkan kemampuan, renang mendapat 13 emas, dari target awal 12 emas," kata Yayan.
Keberhasilan tersebut, menurut Yayan, berkat program pelatnas yang dijalani secara intensif. Memfokuskan pada peningkatan kemampuan fisik, teknik, dan mental.
"Khusus peningkatan kapasitas mental para atlet, Kementerian Pemuda dan Olahraga menggandeng Quantum Champions untuk memberikan pelatihan," katanya.
Yayan mengatakan, para atlet muda yang berlaga di ASG 2019 merupakan bibit-bibit muda yang potensial menjadi tulang punggung atlet Indonesia untuk 3-4 tahun ke depan.
"Tentunya mereka tetap akan kami bina. Indonesia butuh bibit-bibit unggul olahragawan nasional yang nanti akan meneruskan jejak seniornya utuk berprestasi di kancah internasional," katanya.
Selain target juara umum dan ajang pembinaan atlet-atlet muda nasional, yang tidak kalah penting adalah penanaman nilai-nilai seperti persahabatan dan sportivitas. "Sesuai makna terkandung dalam slogan unity, spirit, dan respect, terimplementasikan sehingga membentuk karakter para atlet," katanya.