Palembang, Gatra.com - Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat terdapat ribuan anak di jenjang SMA-SMK alami putus sekolah.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merilis setidaknya sepanjang 2018 lalu, terdapat 1.774 siswa SMAN (1.68%) dari total siswa mengalami putus sekolah sedangkan jenjang siswa SMKN di Sumsel tercatat 1.599 siswa (0.79%) dari total siswa mengalami hal sama.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel, Widodo menilai terdapat beberapa faktor yang penyebab siswa putus sekolah seperti disebabkan karena alasan biaya, kultur (budaya) dan anggapan jika sekolah tidak penting. "Dari ketiga faktor ini saya belum tahu yang mana paling dominan, jika kalau tidak ada uang, Sumsel ada sekolah gratis sehingga permasalah ini bisa diatasi," ungkapnya kepada Gatra.com, Selasa (23/7).
Angka putus sekolah ini menjadikan Sumsel berada lebih tinggi dari beberapa provinsi tetangga lainnya seperti Lampung, Jambi dan Sumatera Barat. Untuk faktor budaya, Widodo beranggapan pemikiran mengenai anak perempuan memang lebih cepat dinikahkan masih terjadi di Sumsel.
“Terkait anggapan masyarakat sekolah tidak penting, akan dilakukan evaluasi terkait proses pembelajaran yang dinggap tidak menarik. Kita juga akan evaluasi, guru kita minim penataran, akibatnya metode mengajar yang diberikan tidak menarik, salah satunya dengan bekerjasama dengan Google," terangnya.
Kerjasama yang akan diterapkan Google, dikatakan Widodo akan membuat proses pembelajaran sekolah lebih menarik dengan meminimalisir kekurangan guru di daerah-daerah tertentu.
"Misalnya, ada sekolah di daerah tidak ada guru MTK, maka guru di Palembang bisa mengajar melalui Google, namun syaratnya harus ada jaringan internet. Saat ini kita masih melakukan proses kerjasama bersama pihak google terkait hal ini," paparnya seraya berharap agar kerjasama yang dilakukan bisa memberikan efek dan peningkatan minat siswa bersekolah. "Kita berharap, pada Hari Anak Nasional (HAN) tahun depan jumlah anak tidak sekolah di Sumsel terus menurun," pungkasnya.
Reporter: Karerek