Chicago, Gatra.com - Hormon testosteron memegang peran penting untuk kaum pria. Namun, hormon ini bisa menyebabkan berbagai penyakit apabila tidak dijaga keseimbangan, antara lain disfungsi ereksi, kehilangan otot, penambahan berat badan, kelelahan, dan masalah mood.
Berdasarkan studi American Urological Association, dua dari setiap 100 pria di Amerika Serikat (AS), mengalami ketidakseimbangan hormon, atau lebih khususnya rendahnya hormon testosteron dalam tubuh. Secara umum, sebesar 50% ketidakseimbangan hormon rentan terjadi pada pria berusia lanjut yaitu di atas 80 tahun. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan bahwa ketidakseimbangan hormon dapat menyerang pria berusia muda.
Dilansir dari Medicaldaily.com, Senin (22/7) salah satu perawatan yang berhasil mengembalikan keseimbangan hormon testosteron ialah dengan dilakukannya Terapi Pengganti Testosteron atau Testosterone Replacement Theraphy (TRT). Diketahui, TRT memberikan efek samping seperti menimbulkan jerawat, gangguan pernapasan saat tidur, pembengkakan payudara, dan jumlah sel darah yang tinggi.
Namun, baru-baru ini, sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Journal of Medicine melaporkan,efek samping utama TRT ialah timbulnya risiko kardioviskular khususnya stroke sebesar 21%.
Menanggapi hal tersebut, Peneliti Universitas McGill, Christe Renoux menyarankan, agar TRT dilakukan dengan hati-hati. “Kami mengimbau para dokter untuk mempertimbangkan segala resep terkait TRT dan memberikan segala informasi yang dibutuhkan pasien terkait risiko dan manfaat TRT,” sarannya.
Sebagai informasi, penelitian ini hanya berdasar dari faktor umur bukan eksternal. Renpux juga masih memerlukan penelitian yang lebih lanjut. “Dibutuhkan bukti lebih untuk memberikan informasi terkait manfaat jangka panjang TRT,” tutupnya.