Banyumas, Gatra.com - Suasana Pemilihan Kepala Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah tampak berbeda ketika 80-an anggota Komunitas Adat Kasepuhan Kalitanjung menyalurkan hak suaranya, Selasa (23/7). Kelompok penghayat kepercayaan yang anggotanya telah berusia lanjut itu terlihat kontras dengan warga lainnya yang mengikuti pemungutan suara.
Sejak pukul 07.30 warga adat sudah berkumpul di lapangan desa. Para lelaki yang disebut 'kyai' datang dengan pakaian adat, lengkap dengan jiket (ikat kepala), beskap hitam dan kain jarit. Sementara perempuan yang dipanggil 'nyai' mengenakan kebaya hitam dan kain jarit. Para kasepuhan ini mengantre di barisan paling depan sebelum menyalurkan hak suaranya.
Ketua Adat Kasepuhan Kalitanjung, Muharto (70) menuturkan, tingkat partisipasi warga penghayat kepercayaan di wilayah tersebut sangat tinggi. Tak hanya dalam pemilihan kepala desa, tapi juga pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden, mereka selalu menyalurkan hak pilihnya. "Selalu ikut, tak pernah absen. Sebagian besar selalu ikut nyoblos," ujarnya.
Muharto menuturkan, selalu muncul cerita unik setiap kali penyelenggaran pilkades. Calon pimpinan yang mampu mendekati para kasepuhan hampir bisa dipastikan meneguk kemenangan. Menjelang pemilihan, mereka pun berebut restu dari anggota Kasepuhan Adat. Hal itu juga terjadi pada coblosan kali ini.
"Kelompok kasepuhan terbanyak ya di Kalitanjung. Yang mendapat dukungan suara dari kasepuhan dan masyarakat di Grumbul (sebutan dalam bahasa Banyumas untuk satu wilayah yang dihuni sekelompok masyarakat) Kalitanjung, biasanya menjadi pemenang," tuturnya.
Pada Pilkades Tambaknegara, dua orang calon bertarung memperebutkan suara. Mereka adalah Kades petahana Kartam dan penantangnya Sulam.
Ketua Panitia Pilkades Tambaknegara, Juwahir, mengatakan, di wilayahnya terdapat 6.282 orang yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) dari 37 rukun tetangga dan 7 rukun warga di desa tersebut. Sementara jumlah anggota Kasepuhan Adat Kalitanjung yang menyalurkan hak suara berjumlah kurang lebih 80 orang.
"Anggota kasepuhan paling banyak dari Grumbul Kalitanjung. Karena sudah berusia lanjut, kami upayakan mereka menyoblos terlebih dahulu," kata dia.
Juwahir menuturkan, seusai memilih, para warga menyapa dua calon Kades yang duduk di atas panggung khusus dengan pakaian adat. Suasana guyub dan rukun ini sangat membantu aparat keamanan dan panitia pemilhan.