Purwokerto, Gatra.com – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 5 Purwokerto mengundang bocah penjaga pintu yang beberapa waktu lalu viral di berbagai linimassa, Selasa (23/7) tepat pada Hari Anak Nasional 2019.
Nama bocah itu adalah Nazril Fasha Ramadhan atau biasa dipanggil Fasha. Bocah asal Gombong, Kebumen itu banyak dikenal publik setelah ia menjadi penjaga palang pintu KA yang viral di media sosial.
Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Supriyanto mengatakan pihaknya mengundang anak pertama pasangan Febri Nuryanto (37) dan Nunik Widyahapsari (29), karena kecintaannya pada kereta api. Bahkan, saking cintanya, Fasha sampai rela mengamankan perlintasan sebidang KA, meski dengan peralatan seadanya.
Saat berbincang dengan Supriyanto, Fasha dengan polos menjawab bahwa ia tak ingin ada kendaraan tertabrak. Makanya, ia rela menjadi pejaga pintu kereta.
"PT KAI mengapresiasi peran serta masyarakat menjaga keselamatan kereta api, termasuk Fasha, meskipun sebenarnya sangat berbahaya berada di dekat jalur KA. Dan seorang penjaga pintu perlintasan juga perlu pendidikan dan keahlian khusus, sebelum berdinas," kata Supariyanto.
Menurut Supriyanto, hal yang dilakukan oleh Fasha merupakan tindakan mulia. Ia mencegah terjadinya kecelakaan di perlintasan sebidang dengan mengingatkan pengguna kendaraan agar berhati-hati.
Karenanya, bertepatan dengan Hari Anak Nasional ini, Fasha diajak naik kereta api. Fasha berangkat dari Stasiun Kebumen dengan naik KA Sawunggalih. Ia ditemani oleh orang tua, guru dan teman sepermainannya.
Pada pukul 08.50 WIB, Fasha dan rombongan tiba di Stasiun Purwokerto dan bergabung dengan rombongan TK Bina Anak Sholeh Purwokerto dan TK Bina Cita Bangsa Purbalingga, yang berjumlah 50 anak.
Di Stasiun Purwokerto, mereka diperkenalkan tata cara membeli tiket, cara boarding, mengenal petugas di stasiun, dan dilanjutkan naik KA Joglosemarkerto pukul 10.20 dari Purwakerto-Bumiayu. Selama perjalanan, mereka diberi permainan yang menuntut kreativitas dan keberanian bersosialisasi.
“Fasha mendapat kenang-kenangan dari PT KAI Daop 5 Purwokerto, berupa miniatur lokomotif CC.206,” ucap Supriyanto.
Rombongan kemudian naik KA Sawunggalih untuk kembali ke Purwokerto. Sampai di Stasiun Purwokerto, saat hendak turun, Fasha meminta berfoto dengan masinis. Fasha diketahui memang bercita-cita jadi masinis.
"Dia sampai keluar air mata, karena terharu bisa foto bersama dengan Masinis idolanya," ujarnya.
Supriyanto berharap, edukasi anak mengenai kereta diharapkan bisa mengenalkan dan menumbuhkan rasa memiliki kereta api. “Dengan edukasi naik kereta api ini, semoga menambah kecintaan anak-anak terhadap kereta api,” katanya.