Washington, Gatra.com - Penelitian Harvard menyebutkan penggunaan aspirin untuk penyakit jantung sebaiknya dihindari. Diketahui jutaan orang menggunakan aspirin untuk mencegah serangan jantung.
Dilansir AP News, Selasa (23/7), aspirin dosis rendah dianjurkan untuk orang yang sudah mengalami serangan jantung, atau stroke bagi mereka yang didiagnosis dengan penyakit jantung.
Penelitian itu mengatakan penggunaan aspirin secara rutin perlu dikurangi. Hal itu dengan catatan bahwa seseorang sudah tidak memiliki penyakit jantung. Aspirin tidak dianjurkan sebagai pencegah serangan jantung. Selain itu, penggunaan aspirin perlu dikonsultasikan ke dokter.
Data 2017 menyebutkan, sekitar 29 juta orang berusia 40 tahun atau lebih, rutin menggunakan aspirin meskipun tidak memiliki penyakit jantung. Sedangkan data terbaru dari Harvard dan Beth Israel Deaconess Medical Center mencatat, 6,6 juta mengonsumsi aspirin tanpa rujukan dokter.
Kemudian, Annals of Internal Medicine menyebutkan, diperkirakan 10 juta orang di atas 70 tahun menggunakan aspirin untuk pencegahan serangan jantung.
"Banyak pasien bingung tentang hal ini," kata Dr. Colin O'Brien, seorang dokter senior di Beth Israel yang memimpin penelitian tersebut.
Selama ini, banyak dokter yang menyarankan penggunaan aspirin untuk mencegah serangan jantung. Aspirin dipercaya dapat mengencerkan darah.
Kemudian, tahun lalu tiga studi baru yang mengejutkan menantang dogma itu. Studi tersebut menemukan bahwa aspirin tidak berpengaruh secara signifikan dalam menekan risiko serangan jantung, terutama untuk lansia. Para pengguna aspirin justru mengalami efek samping, yakni pendarahan saluran pencernaan.
"Kami berharap bahwa lebih banyak dokter perawatan primer akan berbicara dengan pasien mereka tentang penggunaan aspirin, dan lebih banyak pasien akan membicarakan hal ini dengan dokter mereka," kata O'Brien.