Washington DC, Gatra.com - Komisi Perdagangan Federal atau Federal Trade Commission (FTC) Amerika Serikat (AS) akan merilis penyelesaian masalah dengan Facebook Inc yang dikenakan denda sekitar US$5 miliar pada awal pekan ini. Kasus tersebut berangkat dari penyelidikan terhadap penanganan data pengguna oleh Facebook.
Melansir Reuters, Selasa (23/7), FTC telah menyelidiki tuduhan bahwa Facebook secara tidak benar menyebarkan informasi milik 87 juta penggunanya kepada perusahaan konsultan politik Inggris, Cambridge Analytica. Berdasarkan informasi, FTC telah menyetujui penyelesaian untuk masalah tersebut, tapi sedang menunggu persetujuan dari Departemen Kehakiman.
Baca juga: Tuntutan Privasi Data Facebook, Masih Dinilai Terlalu Ringan
Penyelesaian ini diharapkan juga mencakup pembatasan dan pengawasan pemerintah terhadap cara Facebook mengolah privasi penggunanya. Disinyalir, hukuman denda yang akan diberlakukan kepada Facebook merupakan penalti sipil terbesar yang pernah dibayarkan kepada FTC.
Namun, beberapa anggota Kongres masih mengkritik penalti sebesar US$5 miliar yang akan dikenakan kepada Facebook. Diketahui bahwa pada tahun 2018 lalu, Facebook memiliki pendapatan sebesar US$55,8 miliar dan laba bersih US$22,1 miliar. "Denda itu seharusnya US$50 miliar," ujar Senator Marsha Blackburn.
Sementara itu, Silicon Valley masih menghadapi penyelidikan antimonopoli potensial lebih lanjut karena FTC dan Departemen Kehakiman melakukan peninjauan luas terhadap persaingan di antara perusahaan teknologi AS terbesar. Facebook juga menghadapi kritikan publik dari Presiden AS, Donald Trump, tentang cryptocurrency Libra, atas keprihatinan tentang privasi dan pencucian uang.
Baca juga: Facebook Dituntut Terkait Transfer Data Privasi
Di sisi lain, Cambridge Analytica juga mendapatkan tuntutan kemarahan atas ujaran kebencian dan informasi yang salah pada platformnya.
Hal tersebut mendorong Senator Elizabeth Warren mendesak kepada salah satu pendiri Facebook, Chris Hughes, agar Facebook menjual Instagram yang dibelinya pada tahun 2012 dan WhatsApp pada tahun 2014.
Namun, bisnis inti perusahaan terbukti tangguh karena Facebook melambungkan estimasi pendapatan dalam dua kuartal terakhir.