Jakarta, Gatra.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebut pihaknya siap mengirimkan bantuan untuk menyelesaikan tumpahan minyak mentah yang terjadi di Karawang, Jawa Barat.
"Intinya kita sudah clear mendapatkan suatu penjelasan dari PHE yang merupakan operator. Kami juga memberikan masukan atas kejadian tersebut untuk penanggulangan bersama," kata Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Kemenhub, Ahmad saat konferensi pers di Kemenhub, Jakarta Pusat, Senin (22/7).
Dikatakan, Ditjen Perhubungan Laut telah menerima laporan dari Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku operator. Selanjutnya, siap untuk full support dan akan mendukung sepenuhnya, apa yang menjadi kendala dan terkait bantuan yang bisa diberikan.
"Support yang nanti akan kita berikan, yang pertama adalah SDM, nanti akan ada suatu posko. Kemudian juga sarana-prasarana, misalnya kapal," jelasnya.
Ahmad mengungkapkan, saat ini sudah terdapat kapal dengan kapasitas yang cukup dan oil boom yang akan menanggulangi tumpahan minyak agar tidak menyebar.
Sebagai informasi, terjadi insiden kebocoran minyak dan gas (migas) di sekitar anjungan lepas pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) pada 12 Juli 2019 lalu.
Saat ini pihak PHE masih mengidentifikasi penyebab terjadinya kebocoran minyak tersebut.
Untuk penanggulangannya, masih berada di tahap Tier I dan ditangani oleh KSOP Kepulauan Seribu.
Laporan yang diterima Kemenhub, kondisi terkini tumpahan minyak mentah di Karawang masih ditanggulangi oleh Pertamina dengan teah menurunkan setidaknya 27 unit kapal dan menyebarkan oil boom untuk mencegah penyebaran tumpahan minyak lebih luas.
Ahmad juga mengaku akan mengeluarkan Notice to Mariners atau surat pemberitahuan dan peringatan untuk lalu lintas pelayaran di sekitar lokasi tumpahan.