Semarang, Gatra.com - Satpol PP Kota Semarang akhirnya mulai membredeli gambar-gambar vulgar dan berbau pornografi di wisma karaoke kompleks Resos Argorejo atau beken dikenal Sunan Kuning, Senin (22/7).
Pemberedelan hanya dilakukan secara simbolis saja pada salah satu wisma karaoke. Selanjutnya pemilik wisma sendiri yang mencopotinya secara mandiri.
Disayangkan, pembredelan hanya pada gambar vulgar yang ada di dalam room karaoke, selebihnya papan iklan atau neon boks yang memajang alat kontrasepsi masih eksis. Padahal, penutupan lokalisasi Sunan Kuning berfokus pada praktek prostitusi, termasuk aktivitas promosi alat kontrasepsi yang harus dihentikan di kawasan tersebut.
Langkah pemberedelan belum menyentuh untuk diturunkannya papan iklan tersebut. Bahkan personel Satpol PP hanya sebatas menyupervisi dengan keliling kompleks mengendarai mobil patroli, lalu meninggalkan lokasi.
Saat Gatra.com keliling lokasi, hampir semua wisma karaoke dan wisma prostitusi memajang papan sebuah alat kontrasepsi. Jelas terbaca sebuah ajakan cara prostitusi yang aman seperti kalimat 'mau aman dan nikmat, pakai sutra', dan 'lindungi diri, lindungi dia', serta imbauan 'daerah 100 persen wajib kondom'.
"Satpol PP hanya mengecek saja, karena pemilik wisma sudah diperintahkan memberedeli sendiri sebelumnya," kata Suwandi, pengelola Resos Argorejo, Senin (22/7).
Suwandi mengaku, langkah tersebut memang cukup humanis lantaran mampu menghindari gesekan sosial aparat dengan warga. Dia justru khawatir jika pemberedelan dilakukan langsung oleh aparat Satpol PP, bisa terjadi miskomunikasi dengan warga binaan Resos.
"Saya memerintahkan untuk beredel mandiri. Jadi ya perlahan-lahan nanti bersih sendiri, karena mereka juga sadar praktek prostitusi wajib dihilangkan," katanya.
Terkait papan iklan alat kontrasepsi, pihaknya tetap akan menurunkan secepatnya. Dia menargetkan dalam waktu satu bulan akan bersih dari gambar berbau vulgar dan pornografi. "Jadi sebelum ditutup Agustus, kita upayakan tampilan kompleks sudah berubah. Karena akan alih fungsi menjadi kampung tematik kuliner dan wisata religi," katanya.
Sementara itu, Kasatpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto, menyatakan bahwa kesadaran warga untuk membersihkan gambar berbau pornografi sudah ada. "Jadi kami hanya supervisi saja, tadi sudah terlihat dibersihkan. Ini bagus, warga sudah paham dan prosesnya juga tidak ada gesekan," katanya.
Pihaknya juga memastikan untuk pembersihan papan iklan alat kontrasepsi akan dilakukan secara mandiri oleh warga pula. "Biar warga saja yang menurunkan, kami akan datang kembali Rabu depan, untuk supervisi lagi," katanya.