Gunungkidul, Gatra.com - Monyet ekor panjang menyerbu lahan pertanian dan permukiman di Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta,. Warga pun mengadukan hal itu ke Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Sudiyono, dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Desa Pundungsari, Semin, mengatakan, monyet ekor panjang menyerang di beberapa lahan di Desa Pundungsari dan Karangsari.
"Serangannya di gunung-gunung. Serangannya sudah lama, tapi akhir-akhir ini sampai ke permukiman. Kalau luas hektaran lahan yang diserang banyak," kata dia saat ditemui di Balai Desa Rejosari, Semin, Senin (22/7).
Baca Juga: Dua Elang Dilepasliar di Gunungkidul
Menurut Sudiyono, dulu lahan pertanian di daerah pegunungan ditanami palawija. Namun sekarang lahan itu tak produktif lagi. "Sekarang sudah tidak mau menanam tanaman pertanian lagi di sana. Hanya ada kayu-kayu saja. Itu pun sering dipatahkan oleh monyet ekor panjang," ujarnya.
Menanggapi laporan warga ini, Sultan mengatakan, ia akan berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan DIY. Menurutnya, dinas punya pengalaman menangani kasus seperti ini. "Nanti saya sampaikan ke dinas kehutanan ya, di sini tidak ada," kata Sultan di sela kunjungan kerja di Balai Desa Rejosari, Senin (22/7).
Menurut Sultan, serangan monyet ekor panjang ke lahan pertanian di Gunungkidul bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, serangan monyet di Kecamatan Rongkop telah ditangani oleh Dinas Kehutanan. "Sekitar 10 sampai 12 tahun lalu, di Rongkop pernah kami datangkan orang-orang dari Badui," katanya.
Baca Juga: Gagal Panen di Gunungkidul Meluas Hingga 1.927 Hektar
Hasilnya, 50 ekor monyet ekor panjang ditangkap. Menurut Sultan, seekor monyet bisa disebut sebagai komandan dan kawanannya adalah anak buah monyet itu.
Setelah si komandan berhasil ditangkap, 49 monyet bisa diamankan. Setelah peristiwa itu, serangan monyet ekor panjang juga terjadi di Kecamatan Paliyan dan bisa ditangani dengan cara yang sama.
Hanya saja, jumlah monyet yang ditangkap di Paliyan lebih banyak, yakni sekitar 100 ekor. Mereka terdiri atas dua monyet 'komandan' dan sisanya sebagai anak buahnya. "Kera liar itu mestinya galak, tapi diam saja. Saya enggak tahu apa seperti itu lagi kalau minta bantuan (ke dinas kehutanan)," ucapnya.