New Delhi, Gatra.com – India merencanakan kembali peluncuran misi eksplorasi bulan kedua Chandraayan- 2 setelah sebelumnya langkah mereka terhenti akibat kegagalan teknis.
Menurut Badan Antariksa India, Isro, Chandrayaan-2 rencananya akan diluncurkan pada pukul 14:43 waktu setempat (09:13 GMT) pada hari ini, Senin (22/7). Selain itu dalam misi kali ini, Chandrayaan-2 dianggap memiliki kemampuan yang lebih kuat untuk mewujudkan mimpi banyak orang.
Isro berharap misi yang menghabiskan dana US$150 juta itu akan menjadi yang pertama mendarat di bagian kutub selatan bulan.
Dilansir BBC, sebelumnya pada misi pertama peluncuran Chandrayaan-2 dibatalkan pada hitungan mundur hampir satu jam yaitu di menit 56. Hal tersebut disebabkan Chandrayaan-2 mengalami kegagalan teknis pada sistem peluncurannya. Berdasarkan laporan dari media lokal India, penyebab kegagalan teknis bermula dari kebocoran gas helium di mesin kriogenik roket.
Isro menyatakan terima kasih kepada masyarakat India karena mendukung misi meskipun ada penundaan.
Sebelumnya pada 2008, India telah melangsungkan misi ke bulan pertamanya yakni Chandrayaan-1. Misi tersebut bertujuan melakukan pencarian air pertama di bulan dan misi eksplorasi paling detil dengan menggunakan teknologi radar.
Pada misi ke-2, Chandrayaan-2, India berencana akan melakukan pendaratan di dekat kutub selatan bulan dan melakukan eksplorasi di wilayah itu. Misi kali ini akan berfokus pada permukaan bulan, menemukan air dan mineral, serta mengukur getaran gempa di bulan.
India menggunakan roket terkuatnya, Geosynchronous Satellite Launch Vehicle Mark III (GSLV Mk-III) dalam misi ini. Beratnya 640 ton (hampir 1,5 kali berat 747 jumbo jet) dan setinggi 44 meter (144ft), setara bangunan 14 lantai.
Pesawat ruang angkasa memiliki berat 2,379 kg (5,244lb) dan memiliki tiga bagian yang berbeda: pengorbit, pendarat dan penjelajah. Pengorbit akan menjalankan misi satu tahun untuk mengambil gambar permukaan bulan dan melacak kerenggangan atmosfer.
"India berharap mendapatkan selfie pertama dari permukaan bulan begitu penjelajah memulai tugasnya," ujar Kepala Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (Isro), Dr K. Sivan.
Peluncuran tersebut hanya awal dari perjalanan sejauh 384.000 km (239.000 mil). Isro berharap pendarat akan mendarat di bulan pada 6 atau 7 September mendatang.
Isro telah memilih rute berputar untuk mengandalkan gravitasi Bumi, yang akan membantu melontarkan satelit ke bulan. Sebab India tidak memiliki roket yang cukup kuat untuk mengirim Chandrayaan-2 ke jalur langsung.
"Akan ada 15 menit yang menakutkan bagi para ilmuwan begitu pendarat dilepaskan dan dilemparkan ke arah kutub selatan bulan," kata Sivan.
Ia menjelaskan bahwa mereka yang mengendalikan pesawat ruang angkasa sampai saat itu tidak bisa melakukan apapun. Pendaratan yang sebenarnya, lanjut Sivan, adalah operasi mandiri yang tergantung pada semua sistem kerja. Jika tidak, pendarat bisa menabrak permukaan bulan.
Hampir 1.000 insinyur dan ilmuwan terlibat untuk proyek ambisius ini. Untuk pertama kali, Isro memilih wanita untuk memimpin ekspedisi antarplanet.
Dua wanita India sedang mengarahkan perjalanannya dari India ke bulan. Direktur program Muthaya Vanitha diketahui telah bergabung dengan Chandrayaan-2 selama bertahun-tahun, program tersebut akan dinavigasi oleh Ritu Karidhal.