Washington, D.C., Gatra.com- Departemen Luar Negeri AS khawatir adanya laporan campur tangan Cina atas kegiatan minyak dan gas di Laut Cina Selatan. Termasuk eksplorasi dan produksi yang sudah berlangsung lama di Vietnam.
"Tindakan provokatif Cina yang berulang ditujukan pada pengembangan minyak dan gas di lepas pantai negara penuntut lainnya. Ini mengancam keamanan energi regional dan merusak pasar energi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.
Departemen Luar Negeri AS mengutip komentar Menteri Luar Negeri Mike Pompeo yang mengatakan, pembangunan di Laut Cina Selatan melalui cara paksaan. Cina mencegah anggota ASEAN mengakses lebih dari US$2,5 triliun cadangan energi yang dapat dipulihkan.
Pemerintah Amerika Serikat dengan tegas menentang pemaksaan dan intimidasi terhadap klaim teritorial atau maritimnya.
"Tiongkok harus menghentikan perilaku intimidasi dan terlibat dalam aktivitas provokatif dan destabilisasi jenis ini," tambahnya.
Departemen Luar Negeri juga mengatakan, tekanan Cina meningkat terhadap negara ASEAN. Terutama terhadap ketentuan yang berupaya membatasi hak mereka untuk bermitra dengan perusahaan pihak ketiga atau negara. Secara tegas, mereka menegaskan, akan mengontrol sumber daya minyak dan gas di Laut Cina Selatan.
"Reklamasi dan militerisasi Cina atas pos-pos yang disengketakan di Laut Cina Selatan. Termasuk penggunaan milisi maritim untuk mengintimidasi, memaksa, dan mengancam negara-negara lain. Merusak perdamaian dan keamanan kawasan," katanya.