Yogyakarta, Gatra.com - Kelompok seniman komik Yogyakarya, Mulyakarya, menggelar pameran bertajuk ‘Serigala Menembus Kabut’, Greenhost Boutique Hotel, sejak 7 Juli hingga 7 Agustus 2019. Pameran ini menjadi ajang pemanasan untuk gelaran festival komik ‘Yogyakarta Komik Weeks’ pada medio September 2019 mendatang.
Di antara hijau hotel yang rimbun oleh tanaman dan berkonsep ramah lingkungan itu, karya-karya seni bergaya komik milik personel Mulyakarya terlihat kontras dan menarik perhatian dengan warna-warninya, saat Gatra.com menyambanginya, Sabtu (20/7).
Yudha Sandy memboyong karyanya pada 2016, Guitar Hero, yang menampilkan detail ilustrasi dan warna seperti ciri khasnya. Di sudut lain, ia menampilkan karya anyarnya ‘Brainwash Season’, 12 seri mika akrilik ukuran 33x22 centimeter yang diisi cat semprot dengan cuma dua warna, biru dan merah muda.
Baca Juga: Kecil Itu Indah, Menikmati Karya Seni Ukuran Mini
Adapun Danang Catur unjuk gigi dengan lukisan komik superheronya tapi dengan gaya jenaka. Di ‘Insting Instant’, si manusia petir Flash yang merah menyala terlihat memasak dengan seorang perempuan. Di sampingnya, karya ‘Heroik Ikonik’ menyandingkan ilustrasi dua superhero dengan isu lingkungan, seperti terlihat pada tanaan yang mereka pegang dan pohon-pohon yang terpangkas di belakang mereka.
Gaya komik dengan singgungan isu yang lebih tajam, tapi bisa dihadirkan secara cerah, ada pada ‘Sulit Diajak Bicara’ buatan 2011 milik Iwank Hersi Susanto. Satu orang tampak ketakutan di dalam bis kota ketika melihat penumpang lain berkepala terbuka, tanpa ada isinya, dengan tatapan kosong.
Ada pula Terra Bajraghosa mengetengahkan gambar-gambar karakter ikoniknya, robot goblok, yang imut dan jenaka secara polos tanpa warna apapun. Tak ketinggalan Antonius Ipur dengan figur-figur manusia yang terlihat sureal dengan dominasi blok hitam sehingga terkesan muram.
Mulyakarya adalah seniman kolektif yang terbentuk sejak 2007. Selain berpameran, mereka menerbitkan katalog komik dan zine, menggelar lokakarya dan drama comical, bahkan membuat video klip lagu.
Tahun ini mereka dipercaya untuk membesut ajang Ygyakarta Komik Weeks, pameran komik tingkat nasional untuk mengenalkan dan mengigat kembali sejarah panjang komik Indonesia. Sebagian karya di pameran ‘Serigala Menembus Kabut’ akan dipajang di festival komik itu.
Baca Juga: Komik Wayang Antarkan Seniman ini ke Eropa
Pihak Green Art Space, ruang seni Hotel Greenhost, tuan rumah pameran ini, memilihkan tajuk itu karena serigala menjadi logo Mulyakarya yang terinspirasi sifat serigala yang saling menjaga dan kerjasama dalam berburu.
Adapun ‘menembus kabut’ bermakna melewati masa ketidakpastian , mendapat solusi atau harapan baru, untuk terus berkarya. Namun, yang terpenting, frasa tersebut juga mengingatkan pada jurus silat ala komik silat Indnesia yang pernah jaya pada 60-70-an. Pameran ini pun bisa dianggap jurus terbaru Mulyakarya mengenalkan lagi komik dan ajang Yogyakarta Komik Weeks.
Nindita Putri, communication associate Hotel Greenhost, mengatakan Green Art Space memang difungsikan untuk mewadahi karya-karya seniman lokal untuk memamerkan karyanya.
“Bukan hanya untuk painting namun juga instalasi, fabric, keramik, creative project apapun yang kami nilai sesuai value (nilai) kami dan tidak mengundang SARA welcomed untuk mengadakan pameran di sini. Sejak 2015 kami sudah mewadahi 19 pameran,” ujarnya pada Gatra.com.