Pekanbaru, Gatra.com - Abrasi yang terus-terusan menggerus tiga pulau di Riau musti diantisipasi dengan beragam pendekatan.
Sebab tidak cukup hanya mengandalkan daratan untuk meredam terjangan abrasi itu. "Ada baiknya juga kita memahami karakter perairan Selat Malaka. Biar kita tahu kapan mulai terjadi angin Utara dan kalau air pasang, luasan dan tingginya sejauh apa," rinci politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Riau, Solihin Dahlan, kepada Gatra.com Sabtu (20/7).
Lebih jauh anggota DPRD Riau dari daerah pemilihan Dumai, Bengkalis dan Kabupaten Kepulauan Meranti ini mengatakan, sejauh ini cara mengatasi abrasi dilakukan masih hanya membangun turap di sisi pantai, atau menyusun batu pemecah ombak.
"Mengandalkan bakau untuk meredam abrasi, kurang efektif jika dilihat dari luasnya terjangan abrasi. Secara alami bakau memang dapat meredam ombak, tapi dengan kondisi luasnya areal terdampak abrasi dan rusaknya bakau, maka solusi paling instan adalah merancang baru pemecah ombak atau turap. Setelahnya baru bakau ditanam. Kalau bakau langsung ditanam tentu ombak besar akan mengikisnya," kata Solihin
Saat ini abrasi masih terus-terusan mendera tiga pulau besar di Riau. Pulau itu antara lain, Bengkalis, Rupat dan Pulau Rangsang.
Di sisi lain Gubernur Riau, Syamsuar, dalam satu kesempatan mengatakan, kemampuan daerah untuk mengatasi abrasi di Pulau Rupat, Rangsang dan Pulau Bengkalis hanya berkisar Rp2 miliar hingga Rp 5 miliar.
Sementara anggaran yang dibutuhkan untuk mengatasi abrasi yang sudah mencapai ratusan kilometer itu ditaksir menyentuh angka triliun rupiah.
Ini berarti, Negara diharapkan bisa hadir mengatasi hal ini bersama Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kabupaten.