Palembang, Gatra.com – Pemakaman siswa SMA Taruna Indonesia Palembang, WJ, 16, berlangsung Sabtu (20/7), sore. Meski telah melaporkan dugaan kejadian tindak kekerasaan dalam pelaksanaan masa orientasi di sekolahnya, pihak keluarga korban menolak melakukan otopsi jasad WJ sebelum dimakamkan di TPU Talang Karet, Plaju.

“Kami sudah melaporkan untuk tidak diotopsi, itu permintaan keluarga,” ujar Kuasa Hukum keluarga WJ, Firli Data.

Saat persiapan pemakaman, sejumlah kerabat, teman dan guru SMP tempat WJ sekolah sebelumnya memadati rumah korban. Dalam kenangan teman-temannya, WJ, anak kedua kelahiran 7 Januari 2003 tersebut dikenal sebagai sosok yang ramah dan supel dalam pergaulan baik di sekolah maupun di rumah.

baca juga : https://www.gatra.com/detail/news/428763/millennials/mos-di-palembang-dikabarkan-telan-korban-lagi

Menurut Kepala Sekolah PGRI 1 Palembang, Marta Chandra Lela. sosok Almarhum WJ dikenal dengan sifat ramah dan mudah bergaul dengan temannya semasa SMP. WJ juga aktif dalam bidang olahraga dan sempat menjadi ketua kelas pada saat kelas IX SMP dan memang sejak sekolah berkeinginan menjadi TNI.

“Selama sekolah, WJ tidak pernah terlibat dalam kasus apapun. WJ ini memiliki tubuh yang mendukung cita-citanya menjadi TNI. Selama SMP pun dia tidak ada riwayat sakit yang aneh-aneh, ya kecuali demam biasa. Usai lulus dari SMP PGRI 1, banyak yang mengetahui WJ masuk sekolah taruna itu,” ungkapnya.

baca juga : https://www.gatra.com/detail/news/428905/millennials/polisi-tetapkan-pembina-mos-jadi-tersangka

Sementara itu, salah satu teman WJ di SMP PGRI 1 Palembang, Rifaldi menuturkan, WJ merupakan teman yang perhatian dan tidak banyak ulah, sama seperti anak-anak pada biasanya. Iapun tidak menyangka, jika WJ akan berpulang saat sangat menggapai keinginan menjadi TNI. “Pertama kali dengar WJ meninggal, kaget dan kehilangan sosok teman yang supel," tandasnya.

Reporter : Else