Bandung, Gatra.com- Macam-macan produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) banyak diproduksi di Kota Bandung, mulai dari fesyen hingga kuliner. Tidak hanya diminati di pasar nasional, namun beberapa di antaranya telah bicara di lingkup pasar global.
Deputy General Manager JNE, Hasmeliyani Suseno menilai, peluang para pelaku UMKM lokal agar dapat bicara di lingkup mancanegara tersebut sangat terbuka. Menurut dia, seiring adanya pertumbuhan positif ekonomi digital tersebut, maka menuntut semua pihaknya untuk terus berinovasi dan memantapkan strategi.
Hal Itu agar memaksimalkan peran instansi atau perusahaan khususnya yang bergerak di bidang jasa ekspedisi untuk berkomunikasi dengan masyarakat.
"Oleh karena itu, JNE pun terus mengembangkan berbagai sektor, agar kebutuhan pengiriman masyarakat dapat terpenuhi di setiap proses dalam aktifitas pengiriman paket,” ujar Hasmeliyani dalam JNE Kopiwriting beberapa waktu lalu.
Inovasi yang telah dilakukan salah satu perusahaan jasa logistik ini adalah dengan menyediakan e-fulfillment logistic dan ke depannya akan dikembangkan juga di kota-kota lainnya. Dengan demikian,kini para kreator dalam industri kreatif di Bandung dan sekitarnya dapat fokus dalam mengembangkan produknya tanpa khawatir dengan proses penyimpanan mau pun distribusi produk mereka ke konsumen.
Baca juga: Pekan Kreatif Wadah Pemasaran Produk Ekonomi Kreatif
Sementara itu, Branch Manager JNE Bandung Iyus Rustandi, menilai perkembangan UMKM sangat meningkat pesat dalam lima tahun ini. Hal itu tampak dari hampir seluruh produk yang dikirim di JNE Bandung merupakan produk lokal.
“Ratusan ribu kiriman per hari menggambarkan bahwa Bandung merupakan tempat ekonomi kreatif yang sangat potensial,” ungkap Iyus.
Salah satu kontribusi JNE dalam mendukung pengembangan UMKM adalah dengan mendigitalisasi berbagai produk layanan mau pun fasilitas yang dapat dimanfaatkan pelanggan JNE dan pelaku UMKM. Salah satunya, fasilitas digital payment yang cashless untuk memudahkan pelanggan ketika bertransaksi untuk mengirimkan paketnya melalui JNE yang dalam waktu dekat akan diluncurkan. Inovasi tersebut juga ditujukan untuk memudahkan pelaku UMKM mengembangkan usaha.
Baca juga: Bekraf Fokus Olah Limbah Batu agar Bernilai Ekonomi
Adapun Sekretaris Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat, Noneng Komara menilai, tantangan yang dihadapi oleh UMKM yaitu permodalan, sumber daya manusia (SDM), teknologi, dan pemasaran. Karena itu pihaknya kerap menggelar pelatihan dan pembinaan kepada pelaku UMKM hingga di kecamatan.
Selain itu juga menggelar pameran untuk mempromosikan produk juga mempertemukan penjual dengan pembeli agar dapat mengetahui minat pasar.
“Ajang temu bisnis sangat penting untuk perkembangan UMKM, selain untuk mempertemukan mereka dengan penjual, momen ini juga untuk menjaring produk unggulan yang berpotensi dapat dipromosikan ke pasar ekspor. Deskranada juga akan ikut pameran ke Moskow, Rusia membawa produk lokal Jawa Barat pada Agustus 2019 mendatang” ungkap Noneng.
Noneng juga menyampaikan pihaknya pun memiliki fasilitas yang mumpuni mulai untuk mendorong potensi UMKM di Jabar. Baik itu gedung hingga gerai produk UMKM untuk mempromosikan hasil produk lokal.
"Itu agar produk UMKM lokal lebih banyak dikenal masyarakat luas, bahkan hingga mancanegara," katanya.
Baca juga: Hak Paten Lindungi Kesenian Lokal dan Dongkrak Ekonomi
Pada kesempatan yang sama Co-Founder NIION, Adit Yara turut berbagi pengalaman dalam merintis usaha di bidang industri kreatif. Produk tas lipat asal Bandung ini berhasil mencuri minat anak muda Indonesia, bahkan mancanegara.
Menurut dia kunci untuk tembus ke pasar internasional adalah dengan konsisten dalam berbisnis dan mempunyai produk dengan nilai lebih dibanding produk yang sudah ada di pasaran.
“Strategi dalam mengembangkan UMKM untuk tembus ke pasar internasional adalah mengembangkan tim yang solid, investasi, dan produk yang memiliki nilai lebih. Produk yang hanya copy paste sebaiknya dihindari karena brand yang dikeluarkan harus memiliki added value,” ungkap Adit.
Brand yang memiliki kesan unik akan lebih melekat di setiap konsumen dan berujung pada advokasi antarkonsumen sehingga brand atau produk UMKM akan lebih mudah untuk berkembang hingga ke pasar internasional.
Baca juga: Periode Kedua, Infrastruktur Dikoneksikan ke Sentra Produksi
Selain itu, Adit menambahkan, dengan mengikuti pameran internasional juga akan menambah poin plus untuk tembus pasar internasional. Oleh karena itu, NIION akan berangkat ke Las Vegas pada 9-19 Agustus 2019 untuk agenda show dengan kerja sama bersama Bekraf.
“Strategi yang tidak kalah penting adalah mencari jasa pengiriman logistik yang qualified, ada di seluruh kota bahkan bisa ke ranah internasional,dan mempunyai value yang bagus di mata masyarakat,” ungkap Aditya.
Diketahui, JNE Kopiwriting adalah bentuk dukungan terhadap pertumbuhan UMKM di Indonesia di era Industri 4.0.Untuk itu JNE menggandeng Kompasiana akan menggelar diskusi bersama media dan rekan blogger di 6 kota besar di Indonesia, mulai Bandung, Padang, Banjarmasin, Malang, Yogyakarta, dan Cirebon.
Baca juga: Promosi Produk Lokal Rambah Era Digital
Kota Bandung sendiri merupakan kota pertama digelar JNE Kopiwriting dengan mengangkat tema "Menentukan Strategi yang Tepat di Pasar Internasional bagi UMKM" yang digelar di One Eighty Coffee, Bandung pada Kamis (18/7) lalu.
Selain menyelenggarakan JNE Kopiwriting di enam kota, JNE dan Kompasiana juga akan mengadakan JNE Journalist Competition 2019 mulai 19 Juli - 13 September 2019. Kegiatan ini digelar dibeberapa regional, seperti regional Jakarta, Sumatera, Kalimantan, Jabar, Jateng, Bodetabekkarcil, JTBNN dan Sulam Papua. Berbagai hadiah pun disiapkan, yaitu perjalanan religi untuk tiga pemenang utama dan Rp5.000.000 untuk setiap pemenang regional.