Jakarta, Gatra.com - Mantan Menteri Perindustrian (Menperin), Saleh Husin, mengatakan, Jumat (19/7), merupakan tonggak sejarah bagi warga Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT), karena pemerintah meresmikan Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga di sana.
"Hari ini [Jumat] menjadi tonggak sejarah buat Pulau Rote dengan diresmikannya BBM satu harga," kata Saleh yang mengikuti peresmian tersebut di Pulau Rote melalui keterangan tertulis.
Saleh mengaku sumringah karena wilayah tanah kelahirannya kini bisa menikmati BBM yang harganya sama dengan daerah lain. Peresmian BBM satu harga di pulau tersebut dilakukan oleh Plt Dirjen Migas yang mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignatius Jonan, yang berhalangan hadir karena ada kegiatan dadakan yang tidak bisa ditinggalkan.
"Sebagai putra Rote yang turut hadir bersama rombongan dari Jakarta, tentu saya bangga dan berterima kasih kepada Bapak Presiden Jokowi atas kebijakannya membuat BBM satu harga," kanya.
Menurutnya, BBM satu harga ini tentunya sangat membantu bagi masyarakat yang berada di daerah terselatan Indonesia dan masih tertinggal, akhirnya satu kesulitan yang selama ini dialami masyarakat dapat teratasi.
"Terima kasih serta berharap kepada Pertamina untuk betul-betul menjaga agar stok dan distribusinya tertata dengan baik sehingga selalu tersedia BBM-nya," katanya.
Saleh kembali menyampaikan ucapan terima kasih kepada kolega dan sahabatnya, Ignatius Jonan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, yang telah memperhatikan kampung halamannya.
"Saya atas nama masyarakat Rote Ndao berharap Bapak Presiden Jokowi juga dapat memperhatikan ketersediaan listrik dan infrastruktur di wilayah terselatan Indonesia ini dan sebagai garda terdepan bangsa Indonesia di bagian selatan," katanya.
Saleh menyampaikan ucapan terima kasih tak terhingga karena harga BBM di Pulau Rote sangat mahal dan kerap langka sebelum pemerintah meresmikan BBM satu harga untuk warga di pulai ini.
"Daerah ini jika pada musim barat (musim gelombang) hubungan menuju dan keluar Pulau Rote melalui kapal laut menjadi sulit dan sering terhenti yang mengakibatkan arus barang menjadi terganggu dan mahal, terlebih BBM menjadi mahal dan langkah," ujarnya.