Home Ekonomi Izin Ekspor Tanaman Hias DIpangkas, Bogor Raup Puluh Miliar

Izin Ekspor Tanaman Hias DIpangkas, Bogor Raup Puluh Miliar

Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi, mengatakan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), meraup puluhan miliar dari ekspor tanaman hias ke 10 negara. Angka ini juga dipacu mudahnya perizin dari Kementan.

Suwandi dalam keterangan tertulis, Jumat (19/7), menyampaikan, ini juga merupakan buah kebijakan Kementan di bawah Mentan Andi Amran Sulaiman yang memacu peningkatan volume ekspor pertanian, termasuk ekspor tanaman hias ke 29 negara. Kebijakan yang telah dijalankan guna menggenjot ekspor ini adalah kemudahan atau pemangkasan waktu pengurusan dokumen perizinan.

Menurut Suwandi, dampak nyata dari kebijakan ini yakni berdasarkan data BPS, ekspor tanaman hias pada Januari hingga Mei 2019 mencapai 1.903 ton, sehingga naik 27% dibandingkan Januari hingga Mei 2018 yang hanya 1.494 ton. Kemudian, usaha budidaya tanaman hias di Kabupaten Bogor meraup puluhan miliar dari penjualan melalui ekspor.

"Sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mendulang dolar, mulai 2018 kami fokus tingkatkan volume ekspor. Salah satunya ekspor tanaman hias yang memiliki daya saing tinggi di pasar dunia," katanya.

Suwandi menyampaikan keterangan tersebut saat mengunjungi PT Monfori Nusantara perusahaan budidaya sekaligus eksportir tanaman hias di Bogor, Jawa Barat (Jabar), Kamis kemarin.

Menurut pria yang hobi pantun ini, Indonesia merupakan negara yang kaya akan komoditas tanaman hias, yakni terdapat 173 jenis tanaman hias dengan ribuan jenis varietasnya. Misalnya, untuk bunga aglonema saja memiliki lebih dari 20 jenis dan warna warni.

"Untuk jenis anggrek kita ekspor ke Jepang, Korea, Timor Timur, Singapura. Jenis Mawar ke Singapura, Brunei, Vietnam, Timor Timur, Krisan ke Jepang dan masih banyak tanaman hias lainnya diekspor ke 29 negara," kata Suwandi.

"Ada 240 jenis tanaman hias diproduksi di Kemang, Bogor ini dan diekspor ke 10 negara. Dari sini saja sudah nyata meningkatkan nilai tambah devisa puluhan miliar," ujarnya.

Suwandi menegaskan, salah satu upaya Kementan meningkatkan volume ekspor tanaman hias yakni melalui mendorong investasi dan mempermudah proses pelayanan izin pengeluaran ekspor. Alhasil, kini penerbitan surat izin ekspor hanya dalam waktu 3 jam dari sebelumnya 300 jam.

"Izin ekspor tanaman hias diproses oleh Kementan. Kami menjamin prosesnya gratis dan cepat secara online. Kementan menerbitkan surat izin pengeluaran ekspor dalam waktu 3 jam bagi dokumen yang clear and clean. Jadi kami cepat dan mudah prosesnya online selama dokumennya lengkap," tegasnya.

"Dengan begitu, kami yakin investasi budidaya tanaman hias dalam negeri meningkat dan volume ekspor pun ikut naik," kata Suwandi.

Pada kunjungan tersebut, Legal Manajer PT Monfori Nusantara, Luki Nanda Wardana, mengatakan, pihaknya mengekspor tanaman hias sebanyak 4,5 juta planlet per tahun dengan nilai lebih dari Rp20 miliar. Untuk tahun 2019 ini ditargetkan ekspor 6,0 juta planlet.

Luki menambahkan, tanaman hias yang diekspor tersebut ada 240 jenis lebih di antaranya aglaonema, anthurium, syngonium, tacca, epipremnum, sirih gading, hanjuang, dan lainnya. Ada lebih dari 140 jenis tanaman dari impor, jadi miniplantnya impor seperti Lomandra, Anigozanthos, Dianella, Macropidia, dan lainnya.

"Kita perbanyak dengan kultur jaringan di sini dan hasilnya diekspor lagi. Ini sudah ekspor ke 10 negara seperti Australia, New Zealand, Amerika, Belanda, Jepang, Rusia, Afrika Selatan, dan lainnya," ungkap dia.

"Biaya produksi kultur jaringan ditekan efisien, melibatkan 100 pegawai dari masyarakat sekitar Kemang, Bogor, ini di lahan 2,9 hektare. Ya harga jualnya bagus sehingga masih ada marjin lumayan," ungkapnya.

Luki menyebutkan rencana ke depan pihaknya akan memperluas pasar baru yakni ekspor ke Rusia dan Afrika Selatan. Ke depan pun dengan menambah volume bagi pelanggan negara eksisting. Pasar terbesar 40% ke Australia dan 30% ke Amerika. Selanjutnya, komoditasnya juga sedang masuk ke dendrobium dan lainnya.

"Proses ekspor berdasarkan standar pesanan dari negara tujuan. Ekspor seminggu dua kali. Surat izin pengeluaran ekspor dikeluarkan Ditjen Hortikultura sangat lancar dan cepat, tidak ada hambatan. Demikian juga proses di Karantina Pertanian juga lancar," katanya.