Ankara, Gatra.com - Pesawat tempur Turki telah menyerang wilayah pegunungan di dekat perbatasan Irak-Iran, tempat kelompok separatis Kurdi diketahui beroperasi. Ankara menyalahkan mereka atas pembunuhan seorang diplomat Turki di Erbil, Irak Rabu (17/7) lalu.
Turki melakukan serangan udara terhadap Kurdistan Irak pada Kamis (18/7) sebagai pembalasan atas pembunuhan seorang diplomat Turki di wilayah itu.
Menteri Pertahanan Hulusi Akar mengatakan kepada AFP pada Jum'at (19/7) angkatan udara telah meluncurkan operasi udara paling komprehensif di Qandil, daerah yang sulit dijangkau di Irak Utara di mana separatis Partai Pekerja Kurdistan Turki (PKK) memiliki kantor pusatnya.
Akar mengatakan pemboman itu telah memberikan pukulan berat kepada PKK, yang Ankara cantumkan sebagai organisasi teroris. Pihaknya mengklaim enam teroris berhasil dinetralkan dalam pemboman udara itu.
Serangan udara itu juga dikonfirmasi oleh para pejabat Kurdi. Dalam Saluran TV milik pemerintah Kurdistan, Kurdistan 24 mengutip politisi lokal Jamal Aradne yang mengatakan bahwa sebuah kendaraan PKK telah dihancurkan dan tiga warga sipil telah terluka akibat serangan itu.
Pemboman itu terjadi sehari setelah penembakan mematikan terhadap seorang diplomat Turki di ibukota daerah Erbil.
Sebelumnya, PKK telah membantah bertanggungjawab atas pembunuhan pejabat konsuler Turki bersama dengan dua orang lainnya tersebut.
Kendati demikian, Ankara menegaskan kelompok separatis itu yang telah berperang selama puluhan tahun melawan Turki menuntut otonomi Kurdi di selatan negara itu, berada di belakang penembakan itu.
Turki telah melakukan serangan darat dan pemboman untuk membasmi PKK dari pegunungan Qandil sejak Mei 2019.
Serangan itu mengklaim pemimpin senior PKK Diyar Gharib Mohammed terbunuh bersama dengan dua pejuang lainnya.
Sementara salah satu partai Kurdi di Kurdistan Irak, Partai Demokrat Kurdistan (KDP), sekarang memimpin pemerintah daerah di Erbil dan menikmati hubungan politik dan perdagangan yang baik dengan Turki. Pemerintahan itu mengutuk penembakan itu sebagai serangan teroris yang sudah direncanakan.