Derbent, Gatra.com - Bulan Juni 2019 adalah bulan Juni terpanas dalam 140 tahun terakhir. Suhu rata-rata daratan dan lautan pada Juni 2019 adalah 1,71 derajat Fahrenheit (0,95 derajat Celsius) di atas suhu rata-rata global 59,9 F (15,5 C).

Dikutip dari Livescience, Jumat (19/7), temperatur tinggi pada Juni 2019 setara dengan bulan-bulan sebelumnya di tahun 2019. Temperatur tahun 2019 di seluruh wilayah di dunia juga 1,7 F (0,94 C), lebih tinggi di atas rata-rata abad ke-20 yaitu 56,3 F (13,5 C), hanya Januari hingga Juni 2016 yang lebih panas.

Baca juga: Suhu Panas di India Cenderung Akan Terus Naik

Profesor Geologi dan Ilmu Lingkungan di University of Pittsburgh, Josef Werne, mengatakan, menurut definisi, iklim adalah rata-rata cuaca jangka panjang yang terjadi selama bertahun-tahun. Catatan tingginya temperatur bumi akhir-akhir ini adalah bukti nyata dari pemanasan global.

Menurutnya, ketika ada satu tahun terlalu panas atau terlalu dingin sesungguhnya tidak ada hubungannya dengan iklim secara keseluruhan. Namun ketika tahun yang terlalu dingin atau terlalu panas itu menjadi lebih teratur dan memiliki pola, kita bisa mengenalinya sebagai perubahan iklim.

Baca juga: Suhu Tinggi di Timteng Tak Berdampak di Indonesia

Ketika gelombang panas ekstrem lebih sering terjadi di seluruh dunia, dan suhu Bumi terus meningkat, semakin sulit untuk mengabaikan fakta nyata dari perubahan iklim. Tren panas kemungkinan akan berlanjut setiap tahun jika tidak ada tindakan yang diambil untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.