
Jakarta, Gatra.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyampaikan ada sekitar 23 persen Mahasiswa terpapar radikalisme dan setuju pembentukan negara Khilafah.
Hal tersebut disampaikan saat pembekalan Komandan Lembaga Pendidikan (Danlemdik) di lingkungan TNI dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Pertahanan (Kakanwil Kemhan) di Kantor Kemenhan, Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (19/7). Pembekalan tersebut diikuti 62 pejabat danlemdik di lingkungan TNI dan 34 pejabat kakanwil Kemenhan.
Ryamizard memaparkan seluruh aspek kehidupan masyarakat telah merasuk ke seluruh kalangan. Dalam pembekalan menyampaikan ada sekitar 23,4 persen mahasiwa setuju dengan jihad dan memperjuangkan negara Islam atau Khilafah, sedangkan di tingkat SMA sekitar 23,3 persen. Sementara itu 18,1 persen pegawai swasta memgatakan tidak setuju dengan ideologi Pancasila, 19,4 persen PNS dan 9,1 pegawai BUMN.
Ia menilai, apabila paham radikalisme itu masih terpelihara bukan tidak mungkin 30 tahun mendatang negara ini akan hancur. Menurutnya masa depan bangsa ada di tangan mahasiwa dan anak muda.
"Kalau 30 tahun lagi mahasiswa itu jadi pejabat, jadi presiden, Panglima TNI, Kapolri. Penegakan Khilafah, selesai bangsa ini. Bisa jadi banyak teroris segala macam, kita bom, mengerikan," katanya dalam pembekalan.
Radikalisme di ranah pendidikan tinggi menjadi perhatian utama Menhan. Untuk mencegahnya, Menhan merencanakan akan menghidupkan kembali resimen mahasiswa (Menwa) di perguruan tinggi.
"Kemudian mahasiswa nanti ada resimen mahasiswa. Itu untuk menjaga kampusnya jangan sampai ada khilafah masuk ke situ.," ujar Menhan kepada wartawan.
Menhan menjelaskan untuk mencegah radikalisme nantinya menwa akan menjelakan nilai-nilai pancasila dan memberikan pemahaman pancasila ke rekan-rekan mahasiswa lainnya. Yang terutama kata Menhan adalah mempertahankan mindset atau pola pikir cinta tanah air dan Pancasila.
"Nanti dia mampu menjelaskan seperti yang udah kita jelaskan. Tadi saya bilang bicara Kemhan bicara ancaman bicara ancaman bicara cara mengatasinya. Bukan dengan senjata, ini dengan mindset," pungkasnya.