Semarang, Gatra.com - Pemkot Semarang melalui Satpol PP Kota Semarang pada masa transisi sebelum penutupan akan memberedel gambar berbau pornografi dan vulgar di wisma karaoke kompleks lokalisasi Sunan Kuning Semarang pada Senin (22/7).
"Senin depan akan dilakukan pemberedelan gambar berbau pornografi dan vulgar, pemilik wisma karaoke sudah menyepakati itu," kata Fajar Purwoto, Kepala Satpol PP Kota Semarang, seusai sosialisasi kepada pemilik karaoke di kantor Satpol PP Kota Semarang, Jumat (19/7).
Pihaknya menyatakan, pemberedelan sebagai tindakan untuk menghilangkan praktek prostitusi secara perlahan-lahan. Apalagi, para pemilik wisma karaoke telah menyampaikan keinginan untuk diberi izin usaha saat prostitusi dilarang beroperasi.
"Infonya malah mereka sudah mulai memberedel sendiri mulai hari ini. Jadi nanti kami Senin tinggal supervisi saja," katanya.
Terkait perizinan karaoke, pihaknya, menyatakan akan mengajukan pembahasan melalui RTRK (rencana tata ruang kota), karena tempat itu akan dibuat kampung tematik wisata kuliner.
"Soal perizinan usaha karaoke, nanti kami akan menyurati ke Dinas Tata Ruang, untuk ada semacam peralihan dari perumahan warga ke usaha wisata. Karena ini pemilik rumah mayoritas orang Semarang," kata Fajar.
Fajar mengatakan bahwa selama masa transisi penutupan lokalisasi, pihaknya tidak akan gegabah langsung memulangkan para warga binaan (wanita pekerja seks) ke daerah asal. Sebelum ada kepastian dana dari Kementerian Sosial turun.
"Saya bersepakat dengan mereka tidak akan melakukan penutupan manakala dana dari Kemensos belum turun. Apabila uang dari Kemensos sudah turun baru kita masuk, apabila tidak ada dana kami tidak akan melakukan penutupan," katanya.
Sebagaimana diketahui, dana tali asih dari Kementerian Sosial rencananya akan diberikan kepada para wanita pekerja seksual (WPS) sebagai implikasi penutupan lokalisasi Sunan Kuning. Besaran dana tersebut Rp5 juta - 5,5 juta per WPS.
"Anak asuh ini jika sudah ada dana, baru mereka keluar, kami akan menutup. Karena amanahnya (UU) kita hanya menutup prostitusinya," ujarnya.
Sementara itu, pengelola komplek lokalisasi Sunan Kuning, Suwandi, mengaku sudah siap dengan adanya pemberedelan gambar-gambar berbau pornografi di wisma karaoke.
"Hari ini kami sudah memberitahu pemilik wisma untuk memberedel. Dan sudah ada yang mulai memberedel," kata Suwandi, saat di dimintai konfirmasi, Jumat (19/7).
Pihaknya menerangkan, saat ini kondisi Sunan Kuning mulai sepi bahkan mengalami penurunan sampai 50 persen kunjungan. "Sepi, menurun 50 persen. Tapi para WPS masih menghuni di Sunan Kuning belum pada pulang ke daerah asal, karena menunggu dana tali asih dari Kemensos," kata Suwandi.