Home Teknologi Ahli Digital Forensik Ungkap Risiko Siber Penggunaan FaceApp

Ahli Digital Forensik Ungkap Risiko Siber Penggunaan FaceApp

Purwokerto, Gatra.com – Akhir-akhir ini viral  #faceappchallenge di berbagai linimassa.  ITu adalah sebentuk challenge untuk  mengubah wajah pengguna aplikasi FaceApp untuk menjadi lebih tua atau sebaliknya.

Foto anak muda berubah tua, atau kawan berusia tua berubah muda berseliweran menyusul semakin populernya aplikasi ini. Tetapi, seperti disampaikan oleh ahli digital forensik Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Mukhlis Prasetyo Aji, M.Kom, pengguna aplikasi  itu menghadapi kemungkinan ancaman risiko keamanan siber.

Dia mengatakan, FaceApp dimiliki oleh Wireless Lab, sebuah perusahaan yang berbasis di St. Petersburg. Beberapa laporan mengatakan bahwa perusahaan FaceApp berasal dari Rusia.

Mengutip informasi dari sebuah kanal media daring, Mukhlis mengatakan, aplikasi tersebut menggunakan teknologi artificial intelligence atau AI untuk mengubah foto pengguna.

Namun, kata dia, beberapa pihak khawatir tentang apa saja yang dilakukan pemilik FaceApp terhadap foto yang mereka akses. Sebab, aplikasi tersebut mengakses foto, informasi lokasi, penggunaan data serta history browsing.

Mukhils mengatakan, sebuah laporan oleh Tech Crunch, FaceApp dapat melanggar privasi Anda terutama terkait kekhawatiran keamanan , Tech Crunch melaporkan bahwa FaceApp dapat mengakses foto di ponsel Anda meskipun Anda menolak izin aplikasi.

“Ketika Anda menggunakan aplikasi, kemudian mengunggah gambar Anda ke cloud untuk diproses. Ini tidak seperti aplikasi lain melakukan pemrosesan pada ponsel Anda. Jadi, jika Anda menghapus gambar dari ponsel Anda, FaceApp masih memilikinya di cloud sehingga Anda akan sulit untuk mengontrol gambar anda akan digunakan untuk apa saja.”  

Menurut dia, ada kemungkinan FaceApp dapat menggunakan foto-foto tersebut bersamaan dengan data yang ditautkan ke akun atau profil media sosial. Memang, banyak aplikasi lain yang sudah melakukannya. Tetapi,  pengguna mesti hati-hati dan jangan unggah apa pun yang bisa saja disesali di kemudian hari.

“Ada beberapa pengguna juga mengatakan secara online bahwa FaceApp 'mencuri' dan mengunggah seluruh album foto Anda ke cloud ketika Anda menggunakan aplikasi,” kata dosen teknik informatika UMP ini.

“Menurut Sunday Morning Herald, pakar keamanan yang menggunakan penganalisis lalu lintas jaringan telah meragukan klaim ini. Tampaknya aplikasi tidak mengunggah foto apa pun hingga Anda memintanya,” ujarnya.  

Meski begitu, ia menyarankan  para pengguna FaceApp untuk berhati-hati. Saat seseorang memberi izin untuk mengakses galeri foto, hal itu juga termasuk dalam syarat dan ketentuan bahwa FaceApp memiliki hak untuk memodifikasi, mereproduksi, dan memublikasikan gambar yang Anda proses melalui AI-nya.

“Itu berarti bahwa wajah Anda dapat dikomersialkan atau lebih buruk,”  ucap anggota Asosiasi Digital Forensik Indonesia (AFDI) ini.

Dia mengungkapkan, risiko penggunaan FaceApp juga dikemukakan oleh ahli strategi digital yang berbasis di Inggris, James Whatley melalui Twitter-nya.

Dalam sebuah twit-nya, James mengatakan “You grant FaceApp a perpetual, irrevocable… royalty-free… license to use, adapt, publish, distribute your user content… in all media formats… when you post or otherwise share (Anda memberi FaceApp lisensi selamanya, tidak dapat dibatalkan... bebas royalti... untuk menggunakan, mengadaptasi, menerbitkan, mendistribusikan konten dalam semua format media saat Anda mem-posting atau berbagi).” 

Hal itu berarti FaceApp dapat menggunakan nama asli, nama pengguna atau lainnya dalam format apa pun tanpa memberi tahu dan apalagi membayar, serta menyimpan materi selama mereka inginkan.

Bahkan, ketika pengguna sudah menghapus aplikasi, pengguna tidak dapat menghentikan penggunaan materi. Pun, dengan pengguna yang mengatur izin foto Apple iOS untuk "never," seperti yang ditunjukkan oleh Tech Crunch, tidak terlindungi dari persyaratan.

Menurut dia, Senator AS Pemimpin Minoritas Senat AS Chuck Schumer juga telah meminta  FBI dan Federal Trade Commission untuk melihat risiko keamanan dan privasi nasional yang terhubung ke aplikasi.

Mukhlis menyampaikan, di sisi lain, CEO FaceApp, Yaroslav Goncharov, telah mengatakan kepada Post bahwa otoritas Rusia tidak memiliki akses ke data apa pun ke pengguna. Sebagian besar foto dihapus dari servernya dalam waktu 48 jam. Goncharof juga mengatakan bahwa aplikasi itu tidak menggunakan gambar untuk tujuan lain. Akan tetapi, ia meminta  para pengguna agar tetap berhati-hati.

1045