Jakarta, Gatra.com - Dewan Gubernur Senior (DGS), Mirza Adityaswara segera meninggalkan jabatannya pada Rabu mendatang (24/7).
Ia pun, sempat menceritakan suka dan duka selama mengabdi di Bank Indonesia (BI) kepada wartawan saat pemaparan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) berlangsung, hari ini, Kamis (18/7).
‘Gak terasa, sudah bersama dengan BI selama lima tahun sepuluh bulan,” ujarnya di Gedung BI, Jakarta.
Mirza menyampaikan bahwa BI merupakan tim yang solid, khususnya dalam menghadapi berbagai tantangan perekonomian di Indonesia pada 2013 hingga 2018.
“Perekonomian kita cukup challenging,” ujarnya.
Challenging yang dimaksud ialah adanya berbagai sentimen negatif yang dihadapi, seperti naiknya suku bunga Amerika Serikat (AS) hingga perang dagang antara AS dan Cina.
Mirza juga mengaku, periode yang dijalani bukanlah periode yang mudah.
“Pada 2013 kita sempat menaikkan suku bunga, pada 2016-2017 juga sempat menurunkan suku bunga, 2018 kembali menaikkan suku bunga, dan akhirnya pada 2019 terjadi penurunan suku bunga,” katanya.
Terkait kebijakan suku bunga lanjut Mirza, merupakan suatu keputusan yang sangat berat. Tapi, semua dilakukan untuk menjaga stabilitas negeri ini, agar pertumbuhan ekonomi bisa sustainable.
Ia pun tidak mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukungnya, diantaranya Gubernur BI, rekan-rekan BI, dan juga kalangan media.
Gubernur BI, Perry Warjiyo juga mengucapkan apresiasinya kepada Mirza.
“Sumbangan pemikiran yang sangat besar kepada BI, dan tentunya kami sangat senang,” ujar Perry.
Dikatakan, keberhentian Mirza sebagai DGS tidak akan menjadi alasan putusnya silaturahmi.
“Insya Allah, ini memang konferensi pers terakhir untuk bapak, tapi bukan berarti jalinan kekeluargaan selama enam tahun terhenti,” kata Perry.