Sarolangun, Gatra.com - Dinas Tanaman Pangan, Hultikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Sarolangun, Jambi menyatakan bahwa saat ini produksi beras dari tanaman padi didaerah itu belum mencapai target. Hingga saat ini baru mencapai 16.303 ton lebih, sementara kebutuhan beras mencapai 37.439 ton. Artinya masih ada kekurangan lebih kurang 21 ton beras setiap tahun.
"Ini dalam upaya kita mewujudkan swasembada beras, kita masih terjadi kekurangan produksi beras setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan beras perkapita dari jumlah penduduk Kabupaten Sarolangun lebih kurang 290 ribu jiwa," kata Kepala Dinas TPHP Sarolangun, Sakwan ketika dikonfirmasi Gatra.com, Kamis (18/7).
Ia mengatakan, jika melihat dari luas sawah yang ditanam para petani saat ini, lahan sawah yang ditanam hanya sekitar 6.716 hektar dari target tanam mencapai 9.186 hektar, dan hingga saat ini sebanyak 4.795 hektar sudah dilakukan panen oleh masyarakat.
"Yang sudah ditanam 6.100 hektar sekian, target kita tanam 9.000 hektar lebih. Sekarang baru 16 ribu lebih, dari 37 ribu lebih kebutuhan beras. Artinya baru 50 persen terpenuhi. Sampai Desember palingan bisanya sampai 70 persen, belum lagi masalah kondisi panas, karena sebagian sawah kita belum sawah teknis," katanya.
Ia menyebut, untuk produksi padi sawah di Kabupaten Sarolangun rata-rata baru menghasilkan 4 ton lebih gabah kering, atau sekitar 2,7 ton beras (65 persen dari gabah kering). Namun, jika seluruh masyarakat petani bisa mencontoh petani kelompok lesung baru Desa Penegah Kecamatan Pelawan, yang bisa menghasilkan 7,6 ton gabah kering, tidak menutup kemungkinan swasembada akan semakin cepat terwujud.
"Ya, tentu ada dua kali, tiga kali dan satu kali tanam setahun, minimal kita lakukan dua kali setahun, tergantung kondisi air. Kalau sudah dua kali tanam semuanya, bisa kita wujudkan swasembada karena belum lagi padi ladang. Apalagi dengan pola yang baik seperti di desa penegah ini dengan pola teknis yang bagus bisa 7,6 ton gabah kering maka kami harap para petani bisa mencontoh petani disini," kata Sakwan.
"Kalau ini diikuti kelompok lain luar biasa ini, mencontoh dari segi benih yang unggul, penumpukan, pengolahan tanah yang baik, pengendalian hama, dan pemecahan masalah yang baik, insektisida," katanya lagi.