Jakarta, Gatra.com – Asma merupakan peradangan kronis pada saluran pernapasan akibat hipersensivitas bronkus yang ditandai dengan gejala batuk, dada terasa berat, sesak napas, dan keterbatasan aliran udara yang menimbulkan suara mengi.
Meski hanya dapat dikontrol dengan obat-obatan, penyakit asma juga bisa diredakan dengan non-obat-obatan yakni olahraga. Dalam hasil disertasi program doktoralnya, Dosen Universitas Harapan Bangsa Purwokerto, Dr. Rahmaya Nova Handayani, M.Sc, Ns. AIFO menemukan, senam asma dapat menjadi olahraga yang tepat untuk mengurangi serangan asma.
“Penelitian ini mengambil sampel pasien asma pada usia 16-67 tahun. Tahapan asmanya mulai dari ringan sampai sedang dan tidak dianjurkan bagi penderita asma yang berat karena justru akan memicu serangan asma. Tes juga alerginya harus yang positif. Artinya, pasien yang menderita asma ini disebabkan oleh alergi tungau debu rumah,” katanya di IMERI FKUI, Kamis (18/7).
Adapun senam asma ini memiliki gerakan seperti pemanasan, peregangan, latihan inti A, latihan inti B, aerobik 1,2,3 dan pendinginan. Penerapan klinis pada studi ini, sambungnya, harus dilakukan 3-4 kali per pekan dengan durasi 60 menit. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan senam asma adalah tidak sedang mengalami serangan asma maupun jantung dan harus dalam kondisi tubuh yang sehat.
“Senam asma ini juga ternyata dapat menaikkan hormon kortisol. Pada penderita asma, hormon kortisol ini justru turun. Melalui senam asma ini, diharapkan hormon kortisolnya meningkat, supaya bisa menghambat peradangan yang ada si saluran pernapasan penderita asma tersebut,” imbuhnya.