Semarang, Gatra.com - Musim kemarau yang terjadi di Jawa Tengah akan memicu peningkatan suhu udara sampai titik maksimum. Hal tersebut akan mengganggu masyarakat saat beraktivitas di luar rumah.
Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kelas I BMKG Kota Semarang, Iis Widya Harmoko, mengatakan naiknya suhu udara disebabkan pantulan sinar matahari yang langsung masuk ke Bumi tanpa terhalangi gumpalan awan.
"Sinar yang dipantulkan kembali ke atmosfer. Energi yang terpantul langsung ke atas langit, dan ada sebagian yang terserap ke tanah. Fenomena seperti itu biasa terjadi selama musim kemarau," katanya di Semarang, Kamis (18/7).
Selain suhu menjadi panas, pada malam hari akan suhu menjadi sangat dingin. Namun, ia menyatakan suhu terdingin selama kemarau di Semarang saat ini berada di kisaran 19,6 derajat celcius.
"Sekarang banyak awan yang menggantung di langit, sehingga tahun ini hawanya lebih hangat dibanding pada tahun lalu 1yang 7 derajat. Sekarang 19,6 derajat celcius," ujarnya.
Karena itu, Iis meminta masyarakat untuk mewaspadai perubahan suhu udara yang tergolong ekstrem. Puncak kemarau akan terjadi pada akhir bulan ini hingga Agustus. "Hasil pengamatan di stasiun klimatologi Semarang, temperatur udara setiap hari bergerak naik 26 derajat sampai 34 derajat dengan titik maksimumnya bisa sampai 38 derajat," ujarny.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo, mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan saat perubahan cuaca terjadi. "Kita ingatkan kepada warga untuk menjaga stamina tubuhnya. Selain itu warga harus rajin membersihkan jentik nyamuk karena demam berdarah sering muncul saat perubahan suhu datang dengan cepat," ucapnya.