Jakarta, Gatra.com - Rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI dengan PT Pertamina, PT PLN, dan PT Telkom, di ruang rapat Komisi VI DPR berlangsung dengan banyak kritik untuk Dirut PT Pertamina, Nicke Widyawati yang tidak menghadiri rapat tersebut.

"Beliau ada pertemuan untuk penanggulangan kebocoran minyak di ONWJ," kata Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Resiko Pertamina, Heru Setiawan di ruang rapat Komisi VI DPR RI, Senayan, Jakarta , Kamis (18/7).

Heru mengatakan pertemuan di Kantor Pertamina di Jakarta tersebut untuk menangani insiden kebocoran pada pengeboran sumur YYA1 yang dioperatori Pertamina Hulu Energi (PHE) Blok Offshore North West Java (ONWJ) di lepas pantai YYA1 atau di pantai utara Jawa, Karawang, Jawa Barat.

Namun penjelasan Heru dikritik para anggota Komisi VI, salah satunya dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Primus Yustisio.

"Bagaimana kalau dirut pertamina ditelepon saja. Dia sudah mencoreng lembaga DPR. Masalahnya kami tidak percaya anda disini. Anda asal jawab kemudian dikoreksi. Harus serius ada itikad baik," ujar Primus.

Hal senada disampaikan anggota Komisi VI dari Fraksi P-Gerindra Inas Nasrullah, yang menilai Pertamina terkesan tidak menghargai undangan DPR. "Kita bela Pertamina, tapi Pertamina mementingkan rapat dengan urusan bisnis," tegas dia. 

Wakil Ketia Komisi VI, Azam Azman selaku pimpinan rapat mengambil keputusan rapat diskors guna memberi waktu dan informasi kepada Dirut Pertamina untuk menghadiri agenda RDP.