Washington DC, Gatra.com - Amerika Serikat (AS) mencoret Turki dari program jet tempur F-35, setelah Turki mulai menerima pengiriman sistem pertahanan rudal Rusia canggih minggu lalu.
Bagian pertama dari sistem pertahanan udara S-400 diterbangkan ke pangkalan udara militer Murted di barat laut Ankara pada hari Jumat (12/7). Ini menandakan dimulainya ikatan hubungan Turki -yang merupakan sekutu NATO- dengan Rusia. Kerjasama ini sebenarnya sudah berusaha dicegah oleh Washington selama berbulan-bulan.
"AS dan mitra F-35 lainnya selaras dalam keputusan ini untuk menangguhkan Turki dari program dan memulai proses untuk secara resmi mengeluarkan Turki dari program tersebut," Wakil Menteri Pertahanan untuk Akuisisi dan Pelestarian, Ellen Lord mengatakan dalam sebuah pengarahan pada Rabu (17/7).
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan langkah itu tidak adil dan dapat memengaruhi hubungan kedua negara. Lord mengatakan memindahkan rantai pasokan untuk jet tempur canggih akan menelan biaya AS antara $ 500 juta dan $ 600 juta dalam biaya teknik non-berulang.
Turki membuat lebih dari 900 bagian dari F-35. Ia menambahkan rantai pasokan akan beralih dari Turki ke sebagian besar pabrik AS karena pemasok Turki dihapus.
"Turki tentu saja dan sayangnya akan kehilangan pekerjaan dan peluang ekonomi masa depan dari keputusan ini," kata Lord. "Itu tidak akan lagi menerima lebih dari $ 9 miliar dalam bagian kerja yang diproyeksikan terkait dengan F-35 selama umur program."
Jet tempur siluman F-35, pesawat paling canggih di gudang senjata AS, digunakan oleh NATO dan sekutu AS lainnya.
Washington khawatir bahwa penyebaran S-400 dengan F-35 secara bersamaan akan memungkinkan Rusia untuk mendapatkan terlalu banyak informasi orang dalam tentang sistem pesawat siluman
"F-35 tidak dapat hidup berdampingan dengan platform pengumpulan intelijen Rusia yang akan digunakan untuk mempelajari kemampuan canggihnya," demikian pernyataan Gedung Putih, Rabu (17/7).
Washington telah lama mengatakan akuisisi S-400 dapat menyebabkan pengusiran Turki dari program F-35.
Setelah pengumuman Pentagon, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Kami mengundang Amerika Serikat untuk kembali dari kesalahan ini yang akan membuka luka yang tidak dapat diperbaiki dalam hubungan strategis."
Akuisisi S-400 adalah salah satu dari beberapa masalah yang telah merusak hubungan antara AS dan Turki, termasuk sengketa strategis di Suriah timur Sungai Eufrat, di mana Amerika Serikat bersekutu dengan pasukan Kurdi yang dipandang Turki sebagai musuh.
Pentagon telah menyusun rencana untuk menghapus Turki dari program tersebut, termasuk menghentikan pelatihan bagi pilot Turki.
Lord mengatakan semua pilot dan personel F-35 Turki memiliki "rencana yang kuat" untuk meninggalkan Amerika Serikat dan dijadwalkan untuk pergi pada 31 Juli. Turki tidak akan lagi dapat membeli 100 F-35 yang telah disepakati untuk dibeli.
"Pesawat pesanan itu kemungkinan akan dikirim pertahunnya sebanyak 8-12 pesawat, sampai 2020-an," ujar analis di Capital Alpha Partners, Byron Callan mengatakan dalam sebuah catatan penelitian pada hari Rabu (17/7).
Kontraktor utama jet, Lockheed Martin Corp dan kantor program jet di Pentagon, menurut Callan, harus dapat memasarkan kembali posisi pengiriman itu.
Juru bicara Lockheed Martin, Carolyn Nelson mengataka bahwa selama beberapa bulan terakhir pihaknya telah bekerja untuk membangun sumber pasokan alternatif di Amerika Serikat dengan cepat menyesuaikan hilangnya kontribusi Turki ke dalam program.
Amerika Serikat sedang mempertimbangkan untuk memperluas penjualan jet ke lima negara lain, termasuk Rumania, Yunani, dan Polandia, ketika sekutu Eropa meningkatkan pertahanan mereka dalam menghadapi Rusia yang menguat.
Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan, David Trachtenberg mengatakan kepada wartawan bahwa AS masih menghargai hubungannya dengan Turki.
“Kemitraan strategis kami terus berlanjut, tetapi seperti yang saya katakan, ini adalah respon spesifik terhadap tindakan tertentu,” katanya.