Tanjungpinang, Gatra.com - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Tanjungpinang, Kepulauan Riau, mencatat bahwa inflasi di daerah itu pada bulan lalu adalah sebesar 0,32 persen.
Angka itu dinilai lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Itu berdasarkan data yang diperoleh dari Bank Indonesia Perwakilan Kepri dan Badan Pusat Statistik (BPS) Tanjungpinang.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tanjungpinang, Mangamputua Gultom menjelaskan bahwa saat ini inflasi di Kota Tanjungpinang masih terus stabil dan relatif rendah dibanding Batam dan bahkan Nasional.
Gultom juga menjelaskan bahwa ada faktor pendorong inflasi di Kota Tanjungpinang seperti dari kelompok bahan makanan sebesar 1,11 persen (MTM) dengan andil 0,28 persen. Penyumbang inflasi ini adalah komoditas cabai merah, cabai rawit, dan bayam.
"Kenaikan harga cabai merah diperkirakan lantaran distribusi cabai merah yang belum normal dan peningkatan harga cabai merah di sentra penghasil. Sedangkan kenaikan harga bayam diperkirakan karena penurunan pasokan yang dipengaruhi oleh menurunnya produksi akibat curah hujan yang tinggi," cerita Gultom kepada Gatra.com. Rabu (17/7).
Kota Tanjungpinang mencatatkan inflasi 0.32 persen (MTM) atau inflasi 3,20 persen (YOY) lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,89 persen(MTM), namun lebih rendah dibanding Juni 2018 dengan inflasi sebesar 2,59 persen (YOY).
"Inflasi Tanjungpinang terutama bersumber dari kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,28 persen (MTM) dengan andil 0,18 persen (MTM), terutama disebabkan kenaikan tarif angkutan udara akibat permintaan yang cukup tinggi. Inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,08 persen (MTM) dengan andil 0,02 persen (MTM), terutama didorong kenaikan harga minuman ringan," jelas Gultom.
Di sisi lain Wali Kota Tanjungpinang, Syahrul menjelaskan bahwa untuk perkembangan harga bahan komoditas bahan pokok di Tanjungpinang saat ini masih tergolong stabil. Namun harga cabai merah perlu diperhatikan dan dilakukan pemantauan secara khusus.
Syahrul berharap menjelang Hari Raya Idul Adha mendatang tidak ada lonjakan atau kenaikan harga bahan pokok secara signifikan.
"Saya berharap setiap harga komoditi diidentifikasi permasalahannya dan mudah-mudahan tidak ada lonjakan," harapnya.
Reporter: Fathur Rohim