Jakarta, Gatra.com - Teater Koma menghabiskan waktu tiga setengah bulan untuk latihan pementasan Goro-Goro: Mahabarata 2. Demikian hal itu dikatakan oleh penulis naskah dan sutradara Goro-Goro: Mahabarata 2 Nano Riantiarno
"Kita menghabiskan waktu setengah bulan hanya untuk diskusi. Setelah itu baru bikin naskahnya, terus koreografi tari, dan musiknya," kata Nano saat ditemui Gatra, Kamis (17/7).
Pemimpin Produksi, Ratna Riantiarno menambahkan, pementasan kali ini melibatkan 46 pemain teater, 10 orang pemusik, dan 30 lebih tim produksi di belakang panggung. Divisi dibagi untuk tiap elemen dalam pementasan tersebut. Karena banyak kepala yang harus disatukan.
Baca juga: Teater Koma akan Pentaskan Lakon Baru
Goro-Goro: Mahabrata2 akan pentas selama 11 hari secara berturut-turut pada 25 Juli--4 Agustus 2019 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.. Teater Koma mematok harga tiket mulai dari Rp60.000 sampai Rp500.000.
Menurut Ratna, tiket pertunjukkan yang didukung Bakti Budaya Djarum Foundation itu sudah terjual kurang-lebih 2.000 tiket. "Masih tersisa sekitar 30% lagi," ujar Ratna yang juga istri Nano tersebut.
Pementasan kali ini, Teater Koma juga mencoba sebuah pertunjukan baru dengan menyematkan latar animasi dan multimedia garapan Deden Bulqini. Tata gerak oleh Ratna Ully. Tata rias dan rambut dipegang oleh Subarkah Hadisarjana.
Baca juga: Angkat Kisah Wayang, Teater Koma akan Pentaskan Mahabarata: Asmara Raja Dewa
Lalu urusan musik diserahkan kepada Fero Aldiansya Stefanus. Fero mengatakan bahwa kali ini ia menggarap musik gamalen, lalu dikolaborasi dengan alat musik tiup oboe.
"Gamelan kali ini menjadi penting. Karena sudah cukup lama juga tidak memakai gamelan. Terakhir kali Teater Koma menggunakan gamelan itu pada lakon Republik Petruk, 10 tahun lalu," kata Fero.