Jakarta, Gatra.com - Analis investasi dari Saran Mandiri, Hans Kwee, mensinyalir keputusan PT Merrill Lynch Sekuritas Indonesia (MLSI) untuk menghentikan aktivitasnya sebagai perantara pedagang efek di pasar modal Indonesia pada akhir Juli ini demi meningkatkan efisiensi kinerja internal perusahaan.
"Kalau kita pikir ya mungkin mereka efisiensi kali ya, karena pasar dunia berkembang, [pasar modal Indonesia] memang challenge-nya [Indonesia] nasabah [emiten belum banyak]," katanya kepada Gatra.com, Rabu (17/7).
Selain itu, Hans juga menyebutkan bahwa salah satu pertimbangan mereka keluar yakni masuknya saham Cina ke dalam MSCI Emerging Market. Padahal, indeks tersebut hanya diperuntukkan untuk negara berkembang, sedangkan Cina dikategorikan sebagai negara maju.
"Saya pikir masuknya Tiongkok di MSCI Emerging Market pasti punya pengaruh. Ya artinya bobot negara-negara lain akan turun karena masuknya Tiongkok itu. Jadi ini pertimbangannya di situ juga," katanya.
Meskipun begitu, ia memperkirakan perusahaan broker asal Amerika Serikat (AS) tersebut nantinya akan kembali ke pasar modal Indonesia. Namun, hal tersebut bergantung apabila emiten yang masuk ke pasar modal mengalami peningkatan yang signifikan.
"Ya nanti kalau pertumbuhan [ekonomi] kita baik, saya pikir mereka juga akan balik lagi ke kita. Jadi nanti kalau emiten kita sudah naik cukup banyak, sekarang kan kita 600-an ya. Jadi kalau sudah naik 2 kali lipat, saya pikir banyak yang akan menuju ke sini sih, kan kalau dilihat aliran dana asing yang masuk ke kita itu kan luar biasa cukup besar ya," ujarnya.