Jakarta, Gatra.com - Teater Koma akan mementaskan lakon berjudul "Goro-Goro: Mahabarata 2" setelah sukses pementasan lakon "Mahabarata: Asmara Raja Dewa" pada November 2018.
Pemimpin dan sutradara Teater Koma, Nano Riantiarno, kepada wartawan, Rabu (17/7), mengatakan, lakon baru yang akan dipentaskan nanti tetap mengangkat kisah kehidupan para dewa dan wayang yang dikemas balutan modern.
Baca juga: Teater Koma Hadirkan Fiksi Ilmiah dalam Pementasan Gemintang
Goro-Goro berkisah tentang Semar dan Togog yang ditugaskan untuk turun ke Marcapada dan menghamba pada raja-raja di sana. Semar menjadi panakawan para kesatria yang membela kebenaran, sedangkan Togog menghamba pada raksasa penyebar kejahatan.
Cerita berlanjut ke dalam konflik antardua raja yang akan saling berperang untuk memperebutkan panen padi yang berlimpah.
Nano mengaku tertarik untuk mengangkat soal pangan sebagai sumber kekuatan. "Angkatan bersenjata, kalau dia tidak makan padi atau gandum, maka dia bakal lemah," katanya.
Baca juga: Slamet Rahardjo Bermain Teater Kembali
Nano juga mengaku terinspirasi dari sebuah desa yang bernama Cipta Gelar di Banten. Cipta Gelar, katanya, berhasil membuat sistem ekonomi yang kuat dengan mengandalkan sistem pertanian padi yang diturunkan secara turun-temurun.
Pada pementasan "Goro-Goro: Mahabarata 2" ini, Teater Koma bekerja sama dengan Bakti Budaya Djarum Foundation sebagai patron acara tersebut.