Jakarta, Gatra.com - Perusahaan manajemen investasi properti, Jones Lang LaSalle (JLL) membeberkan, saat ini penyerapan ruang perkantoran memiliki tren kenaikan yang positif. Tingkat penggunaan ruang perkantoran untuk kawasan central business district (CBD) maupun non-CBD pun terus meningkat.
"Kalau dari segi okupansi, basicly di non-CBD itu sekitar 79% dan di CBD itu 76%," ujar Head of Research JLL, James Taylor di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (17/7).
Ia juga menyebutkan, sebanyak 43% permintaan dari ruang perkantoran di CBD berasal dari perusahaan teknologi, seperti online marketplaces, teknologi finansial, online gaming, travel booking serta co-working.
"Untuk total penyerapan untuk triwulan kedua ini, untuk seluruh grade adalah sebesar 24.000 meter persegi dengan permintaan tertinggi tetap berasal dari gedung grade A," jelasnya.
Selain itu, untuk kawasan non-CBD, penyerapan terjadi lebih tinggi lagi, yakni sebesar 79 ribu meter persegi. Hal ini merupakan angka tertinggi jika dibandingkan dengan satu triwulan pada 10 tahun terakhir.
"Hal ini di karenakan gedung yang selesai dibangun merupakan gedung yang digunakan oleh pemilik gedung tersebut. Lalu terdapat 3 gedung baru yang selesai dibangun dengan total luas lantai sebesar 118.000 meter persegi," terang dia.
Kemudian untuk harga sewa ruang perkantoran masih mengalami penurunan, yakni sebesar 1,3% untuk bangunan kelas A.
"Kami juga memperkirakan bahwa penurunan ini akan terjadi hingga akhir tahun 2019 dan stabil di 2020 dan berpotensi mengalami peningkatan di 2021," tuturnya.