Home Kesehatan Kemenko PMK: Water Boombing Itu Mahal

Kemenko PMK: Water Boombing Itu Mahal

Pekanbaru,Gatra.com - Kementerian Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menggelar rapat koordinasi (rakor) sinergitas antara pemerintah pusat dan daerah terkait penanggulangan karhutla di Riau, Senin (15/7).
 
Rapat itu dibuka oleh Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Dody Hargo Usodo.
 
Dalam arahanya, pemerintah pusat dan daerah mesti memperkuat sinergitas menyikapi musim kemarau yang sudah di mulai sejak Juli 2019.
 
"Musim kemarau Juli - Oktober tahun ini diprediksi lebih kering dari pada tahun sebelumnya. Beberapa wilayah juga telah mengalami kenaikan jumlah host spot yang mengindikasikan karthutla, salah satu yang terparah itu Provinsi Riau," katanya di lokasi acara di salah satu hotel di Pekanbaru.
 
Mayor Jenderal Purnawirawan itu menyinggung kelebihan dan kekurangan operasi penanggulangan karhutla yang diterapkan selama ini. Menurut Hargo, pemadaman dengan cara water boombing cendrung lebih boros anggaran dibandingkan pendekatan lain.
 
"Kalau water boombing kan harus menyewa dan menyiagakan pesawat. Nah hujan buatan biasanya lebih murah. Namun yang efektif tentu kalau hujan turun, masalahnya ini musim kemarau," katanya.
 
Rakor ini diikuti oleh  perwakilan-perwakilan dari Bapeda Kabupaten/Kota se- Provinsi Riau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se- Riau, jajaran Polda Riau dan Korem 031 Wirabima.
 
Hargo pun berpesan, respon bersama diperlukan untuk mensiasati "kejadian" tahunan itu. Makanya dia meminta koordinasi antar kementerian dan lembaga perlu dilakukan lebih awal.
 
"Agar nantinya resiko karhutla dapat diatasi secara maksimal. Tapi penting juga untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kesinambungan penanggulangan bencana di Provinsi Riau," ujarnya.
 
Untuk diketahui, sebanyak 38 titik panas terdeteksi di Riau pada Minggu (14/7). Dari jumlah itu, 20 titik dipastikan titik api lantaran memiliki level confidence di atas 70 persen.
 
349