Semarang, Gatra.com - Selama enam bulan terakhir, jumlah warga miskin kota di Jawa Tengah (Jateng) turun sebanyak 75,6 ribu orang, yakni dari 1,71 juta orang pada September 2018 menjadi 1,63 juta orang pada Maret 2019.
Adapun jumlah penduduk perdesaan turun sebanyak 48,6 ribu orang, yakni menjadi 2,11 juta orang pada Maret 2019 dari semula 2,16 juta orang pada September 2018.
“Secara keseluruh jumlah penduduk miskin di Jateng dalam kurun waktu September 2018 hingga Maret 2019 turun sebanyak 124,2 ribu jiwa yakni dari dari 3,87 juta orang menjadi 3,74 juta orang,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Sentot Bangun Widoyono dalam rilis, Selasa (16/7).
Secara nasional, Provinsi Jateng menjadi satu dari lima provinsi di Indonesia dengan persentase penurunan terbesar kemiskinan secara nasional.
Sumbangan Jateng terhadap penurunan kemiskinan di Indonesia tercatat sebesar 0,39 poin. Dari penurunan angka kemiskinan nasional pada September 2018 hingga Maret 2019 sebesar 531.000 orang.
Menurut Sentot, jenis komoditas makanan seperti beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, dan gula pasir tercatat memiliki pengaruh besar dalam penurunan garis kemiskinan di Jawa Tengah yakni sebesar 73,66%.
“Komoditis makanan terhadap garis kemiskinan memberikan peran jauh Iebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan antara lain perumahan, bensin, Iistrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi,” ujarnya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, sebelumnya mentargetkan angka kemiskinan pada 2019 bisa turun menjadi 10,80% sesuai dengan target recana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).
“Angka kemiskinan di Jateng masih tinggi yakni 11,32 persen. Kami mantergetkan tahun 2019 turun jadi 10,80 persn dan lima lima tahun ke depan turun lagi menjadi 7,48%,” kata dia.
Untuk mencapai target tersebut, Ganjar telah mencanangkan program "Satu Dinas Satu Desa Miskin" yakni organisasi perangkat desa (OPD) dan badan usaha milik daerah (BUMD) Pemprov Jateng menggarap masing-masing satu sektor desa miskin.
Selain itu juga fokus pada upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka pengangguran dan peningkatan indeks pembangunan manusia. “Saya sedang menggenjot upaya pertumbuhan ekonomi Jateng menjadi tujuh persen,” ujar Ganjar.