Home Gaya Hidup Usianya 2,5 Abad, Tiang Lapuk Masjid Agung Solo Direnovasi

Usianya 2,5 Abad, Tiang Lapuk Masjid Agung Solo Direnovasi

Solo, Gatra.com – Salah satu tiang penyangga pendamping atau saka rowa Masjid Agung Surakarta dari abad ke-18 yang rusak karena lapuk dimakan usia diperbaiki.

Wakil Pengangeng Sasana Wilapa Keraton Surakarta Dani Nur Adiningrat mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan Surakarta soal kerusakan tiang masjid ini. Perbaikan menggunakan kas takmir masjid.

”Sebab kalau menunggu anggaran dari pemerintah tidak memungkinkan, sebab saka rowa ini tiang yang cukup vital. Sehingga harus segera diperbaiki,” ucapnya saat ditemui di Kantor Balai Kota Solo, Selasa (16/7).

Baca Juga: Bersih-bersih Keraton Surakarta, Berharap Jadi Pusat Budaya Lagi

Untuk renovasi, pihak keraton menggandeng Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah. Perbaikan ini membutuhkan anggaran Rp 87 juta.

”Kami lakukan pengecekan bersama dengan tim BPCB, ternyata ada kesalahan renovasi sebelumnya. Harusnya hanya menggunakan kayu yang disusun, namun renovasi sebelumnya menggunakan cor semen,” ucapnya.

Dalam perbaikan kali ini, tim menggunakan kaidah cagar budaya. Kayu hanya akan ditempel sesuai prosedur dan kaidah cagar budaya.

Arkeolog Pendamping Perawatan Masjid Agung Surakarta, Hareza Eko Prihantoro menuturkan tiang mengalami retak sejak April lalu. Hal ini karena ada kesalahan renovasi pada 2005.

”Padahal dalam UU Cagar Budaya, rehabilitasi itu harus memperhatikan material original. Seharusnya bahan kayu diganti dengan kayu, tapi saat itu tiangnya di cor," kata Hareza.

Bahan cor membuat kayu cepat rapuh karena mengundang rayap. ”Air pada bahan cor terperangkap di dalam sehingga glukosa pada kayu muncul. Makanya saya lihat ada koloni rayap yang cukup banyak di dekat cor,” jelasnya.

Baca Juga: Jumenengan Paku Buwono XIII, Keraton Solo Ingin Sinergi dengan Pemerintah

Kondisi itu diatasi dengan penyemprotan insektisida. Kayu juga akan diganti dengan kayu baru. Saat ini kerusakan dialami saka rowa nomor enam. Namun perbaikan juga dilakukan pada saka rowa nomor satu dan nomor lima. ”Tidak ada target waktu untuk pengerjaan ini. Kalau terlalu cepat khawatir hasilnya tidak optimal,” ucapnya.

Pengurus bagian Rumah Tangga Masjid Agung Surakarta Mustakim bilang bahwa proyek renovasi tersebut dilakukan pada 2005 dengan anggaran dari Pemprov Jawa Tengah dan Pemkot Surakarta. Saat itu dana renovasi totalnya Rp 4 miliar.

Saka rowa dan saka guru atau tiang utama merupakan peninggalan sejak berdirinya Keraton Kartasura. Saat berpindah ke Surakarta pada 1745 atau 274 tahun lalu, tiang tersebut ikut dibawa dan ditempatkan di Masjid Agung Surakarta.

823