Paris, Gatra.com - PBB menyatakan, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini jumlah orang yang kelaparan semakin meningkat. Pada 2018 lalu, angka kelaparan di seluruh dunia menyentuh 821 juta orang.
Dilansir dari AFP, Malnutrisi mulai meningkat pada tahun 2015, karena perubahan iklim dan perang. PBB mengakui, target pembangunan berkelanjutan untuk memperbaiki planet dan isinya, termasuk peningakatan kesejahteraan masyarakat di dunia pada 2030 merupakan tantangan terbesar.
"Kita tidak akan mencapai nol kelaparan pada 2030, jika tidak ada ketahanan pangan dan memiliki kedamaian maupun stabilitas yang cukup. Saya juga menyesali, akhir-akhir ini media lebih banyak membicarakan Brexit dan Donald Trump ketimbang anak-anak yang sekarat akibat kelaparan" kata Kepala Program Pangan Dunia PBB (FAO), David Beasley.
Masih dalam laporan PBB, jumlah orang yang tidak cukup makan telah meningkat sebanyak 811 juta pada 2017. Celakanya, kelompok ekstrimis menggunakan kelaparan dan kontrol atas persediaan makanan sebagai 'senjata' untuk merekrut anggota baru atau memecah komunitas.
"Untuk menjaga keamanan pangan dan gizi, sangat penting untuk memiliki kebijakan ekonomi dan sosial yang sudah ada untuk menangkal dampak dari siklus ekonomi yang merugikan ketika mereka tiba. Serta menghindari pemotongan layanan penting seperti layanan kesehatan dan pendidikan dalam berbagai cara,” ujar dia.
Malnutrisi masih tersebar luas di Afrika dan sekitar 20% orang terpengaruh. Di Asia, lebih dari 12% orang juga mengalami kelaparan. Di Amerika Latin dan Karibia, kurang dari 7% orang terkena dampaknya.
FAO mengatakan, upaya saat ini tidak cukup untuk memenuhi tujuan mengurangi separuh jumlah anak yang pertumbuhannya terhambat gizi buruk pada 2030. Kepala Kebijakan Pangan dan Iklim di Oxfam GB, Robin Willoughby mengungkapkan, wanita yang paling terpukul oleh meningkatnya kasus kelaparan ini.
"Jika kita ingin memenuhi target untuk mengakhiri kelaparan pada tahun 2030, pemerintah harus segera mengurangi emisi rumah kaca, memberikan lebih banyak dukungan untuk pertanian skala kecil dan meningkatkan upaya untuk mengakhiri konflik kekerasan,” sambungnya.
Kelompok non-pemerintah Perancis CCFD-Terre Solidaire mengatakan, di Afrika dan Amerika Latin, kerawanan pangan juga memengaruhi ekonomi yang sedang tumbuh dan bukan hanya yang dianggap sebagai negara yang paling maju.
Sekitar 149 juta anak-anak di dunia saat ini menderita keterlambatan pertumbuhan terkait kelaparan. Pada saat yang sama, laporan PBB mencatat bahwa kelebihan berat badan (obesitas) meningkat di semua wilayah, dengan anak-anak usia sekolah, serta orang dewasa.