Jakarta, Gatra.com - Ketua umum Kamar Dagangdan Industri Indonesia (KADIN), Rosan P Roselani mengatakan, dunia usaha harus tetap optimis, menyikapi situasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina.
Rosan menyebut dalam setiap kejadian ada peluang, meski dunia usaha menginginkan dan berharap ada kebijakan yang terukur dan terstruktur. Baik kebijakan fiskal maupun moneter.
"Ini kan kaki kita semua. Ini harus semua teroganisasi dengan baik. Arah ekonomi sudah baik. Tapi kecepatan juga harus ditambah," kata Rosan di Jakarta, Selasa (16/7).
Rosan menyebut dampak dari perang dagang ini, ada yang sifatnya positif pada ekspor, namun ada juga yang berdampak negatif.
"Ini sangat wajar, karena perdagangan dengan AS totalnya 11 persen dan Cina 15 persen. Pasti kena," ungkapnya.
Rosan mengatakan, banyak negara memanfaatkan situasi sulit ini, salah satunya Vietnam yang dapat mampu menciptakan peluang akibat perang dagang ini, karena kepastian hukum untuk berinvestasi yang iklimnya lebih mendukung.
"Investasi di Vietnam mengapa lebih cepat, karena di sana memberikan kepastian lebih jelas. Itu adalah syarat mutlak berinvestasi di suatu negara. Tenaga kerja dan produktivitas itu masalah kita juga. Ini kita sudah mulai diskusi dengan pemerintah. Kesempatan ini harus kita manfaatkan, karena investasi besar terhadap GDP 30-35 persen," katanya.
Terkait tenaga kerja, lanjut Rosan, perbedaan pandangan antara di pusat dan daerah memang sangat mencolok jika ingin berinvestasi di daerah.
"Misalnya, pengusaha masuk ke pusat persyaratannya a,b,c,d dan ke Pemda dari A sampai Z," jelasnya.
Rosan menyebut ada juga kepala daerah yang berani mengambil kebijakan populer, dengan mensyaratkan misalnya 40 persen sumber daya manusia dari orang lokal.
"Kita tanya ada tidak SDM-nya. Kita kan bersaing dengan negara-negara lain, mereka juga melakukan reformasi. Jika kita tidak melakukan terobosan, maka kita akan ketinggalan," ujarnya.