Samarinda, Gatra.com - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UKM) dan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) melakukan pelatihan kewirausahaan, vocational, dan perkoperasian terhadap 450 peserta di Kalimantan Timur (Kaltim).
Deputi Pengembangan SDM Kemenkop dan UKM, Rulli Nuryanto, dalam keterangan tertulis, Selasa (16/7), menyampaikan, pelatihan tersebut untuk meningkatan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) dari pelaku UKM dan koperasi di Kaltim agar mampu mengembangkan usahanya.
Menurut Rulli, selain materi-materi di atas, pihaknya juga melakukan konsultasi dan pemberkasan sertifikasi hak cipta produk KUMKM, sosialisasi dan bimbingan teknis dana bergulir LPDB-KUMKM, temu mitra KUKM produk unggulan di daerah, sosialisasi jabatan fungsional pengawas koperasi dan sosialisasi juknis pendampingan KUR Tahun 2019, serta temu konsultasi penguatan kemitraan usaha KUKM berbasis rantai atau nilai pasok.
"Peserta saya lihat sangat antusias, khususnya keterampilan teknis itu sesuai dengan kebutuhan di sini, terutama untuk diversifikasi produk tenun Samarinda. Saya pikir itu akan sangat membantu pelaku UKM untuk meningkatkan kualitas produknya," kata Rulli.
Acara yang berlangsung pada Senin itu juga dihadiri oleh Ketua Umum Dekranas, Mufida Jusuf Kalla; Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas, Bintang Puspayoga; Ketua Dekranasda Kaltim, Noorbaiti Isran Noor; dan pejabat tingkat eselon I Kemenkop UKM.
Rulli mengatakan bahwa produk-produk UKM di Kaltim, terutama di Samarinda sebenarnya sudah siap ekspor. Namun karena berbagai persoalan teknis dan lainnya hal itu belum dapat dilakukan.
Baca juga: Dekranas-Kemenkop Dorong Daya Saing Sarung Tenun Samarinda
"Kita harapkan dengan peningkatan kualitas produknya akan meningkatkan daya saing dan daya inovasi. Menurut saya, tinggal menambah sentuhan inovasi sendikit saja itu udah siap ekspor," ungkapnya.
Di tempat yang sama, Mufida Jusuf Kalla, menyampakan, pihakya mendukungan penuh terhadap kemajuan UKM di seluruh Indonesia, termasuk di Kaltim. Menurutnya, potensi produk-produk UKM di Kaltim sangat beragam. Terlebih dengan sumber bahan baku yang melimpah menjadi modal berharga bagi industri UKM di Kaltim.
Meski begitu, perlu ada upaya lanjutan berupa peningkatan kualitas, motif dan ragam produknya agar dapat lebih berdaya saing dan dapat memenuhi permintaan pasar. Oleh sebab itu, ia berharap agar Dekranas di daerah aktif melakukan pendampingan dan juga pelatihan agar segala macam persoalan yang dihadapi oleh UKM di daerah dapat segera terpecahkan.
"Faktor yang menenetukan kerajinan adalah desain, makanya pelatihan desain jadi sangat penting karena trennya sangat cepat berubah. Peningkatan inovasi harus dilakukan dengan mempertahankan identitas nasional," ujar Mufida.
Sementara itu, Bintang Puspayoga dalam sambutannya mengatakan, pelatihan yang digelar tersebut sebagai bentuk sinergitas dan tanggung jawab pemerintah dengan Dekranas dalam upaya mendorong daya saing UKM di Kaltim.
Bintang menyampaikan, dalam acara ini pihaknya menyerahan secara simbolis Nomor Induk Koperasi (NIK), sertifikat HAKI dan merek produk UKM, bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR), penyerahan moda awal bagi wirausahawan pemula,n dan juga penyerahan dana bergulir.
"Semoga dengan fasilitasi oleh pemerintah tersebut dapat berikan kepastian usaha bagi UKM perajin sehingga usahanya bisa lebuh maju dan berkembang lagi," katanya.
Di tempat yang sama, Noorbaiti Isran Noor mengaku bersyukur wilayahnya mendapat perhatian dari pemerintah pusat, khususnya Kemenkop dan UKM serta Dekranas. Dengan berbagai bantuan berupa pendampingan, pelatihan, dan akses pembiayaan tersebut diharapkan menjadi pelecut bagi pelaku UKM di wilayahnya untuk semakin meningkat. Dengan begitu, tingkat kesejahteraan masyarakatnya juga akan lebih baik.
"Kalau gas akan habis, minyak akan habis, semua sumber daya alam akan habis, tetapi dengan peningkatan SDM itu justru akan terus bertambah dan enggak akan habis," ujarnya.
Baca juga: Kisel Masuk Dalam 100 Besar Koperasi di Dunia
Sementara itu, Silvi Widiati seorang perajin batik tangan asal Samarinda mengaku bersyukur karena menjadi salah satu peserta pelatihan. Banyak manfaat yang dia rasakan melalui pelatihan tersebut, seperti bagaimana memasarkan produknya melalui jejaring media sosial dan juga internet.
Silvi berharap ke depannya ada kesempatan baginya bersama Ikatan Komunitas Batik Samarinda (IKBS) untuk melakukan studi banding di daerah lainnya agar dapat menjadi sumber referensi pengembangan produk batik di daerahnya.
"Harapannya saya ingin sama temen-temen yang kebetulan anggota komunitas untuk studi banding biar ada bayangan kami. Selama ini kalau di sini untuk membandingkannya agak susah harus membandingkannya dengan siapa," ungkap Silvi.
Hal yang sama juga disampaikan peserta pelatihan lainnya, Masitah seorang perajin rajut dan kerajinan dari sampah daur ulang asal Tenggarong, Kaltim. Ia memiliki gambaran yang baru untuk mengembangkan usahanya? pascamengikuti pelatihan.
Masitah akan mempraktikkan teknik baru pemasaran yang efektif baik secara online atau offline setelah mengikuti pelatihan ini. "Kita udah terbayang bagaimana kita akan pasarkan produk kita ke depannya, ternyata seperti itu langkahnya. Kan kalau selama ini kita masih amburadul kurang tertata," ungkapnya.