Jakarta, Gatra.com- Plh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo menyebut, enam provinsi siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dengan titik api seluas 30.477 hektare.
Keenam provinsi tersebut yakni Riau, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. Dominasi terjadi di Riau dengan titik api seluas 27.683 hektare. Kemudian diikuti Kalimantan Barat seluas 2.278 hektare, Sumatera Selatan seluas 236 hektare, Aceh seluas 142 hektare, Kalimantan Selatan seluas 53 hektare, dan Kalimantan Tengah seluas 27 hektare.
"Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi, 99% karena ulah manusia. Lahan sengaja dibakar karena murah. Setelah dibakar jadi pupuk, lalu ditanam menunggu hujan," ujar Agus Wibowo dalam konferensi pers di Graha BNPB, Matraman, Jakarta Timur, Senin (15/7).
Selain itu, Agus berujar, upaya jangka pendek BNPB dengan menerapkan dropping air bersih, pemasangan tangki air dan sumur bor, hujan buatan, serta kampanye hemat air. Sedangkan solusi jangka pendek yakni revitalisasi dan reforestasi Daerah Aliran Sungai (DAS), Revitalisasi Danau, membuat sumur bor permanen, membangun waduk dan embung, hingga perbaikan saluran irigasi.
Menurutnya, hal penting yang harus diperbaiki ialah mengubah kebiasaan dan pola tanam masyarakat yang biasa membakar lahan untuk membuka lahan tanam baru.
"Tahun ini BNPB akan fokus pada pencegahan, Pak Doni [Kepala BNPB] akan mengajak TNI mendekati masyarakat untuk melakukan sosialisasi. Mengubah kebiasaan dan cara tanam supaya tidak membakar lahan dan hutan," kata Agus.
Di sisi lain, Agus menyebut Presiden Jokowi akan segera menyelenggarakan rapat kabinet untuk membahas beberapa langkah lintas kementerian dan lembaga. Terutama dalam merespon Karhutla.