Semarang, Gatra.com - Insiden tertabraknya container crane (CC) oleh kapal petikemas di terminal petikemas area Pelabuhan Tanjung Emas Semarang tidak mengganggu proses bongkar muat petikemas kapal yang datang ataupun yang berangkat.
Hal itu disampaikan Direktur Utama Pelindo III Doso Agung saat jumpa pers sehubungan dengan insiden yang mengakibatkan CC tiga di terminal petikemas Semarang roboh.
Doso memastikan kelancaran pelayanan kapal di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) selepas insiden kapal MV. Soul of Luck yang menyenggol crane. Pihaknya menjamin operasional bongkar muat tetap berjalan nornal.
"Tentu persentase bongkar muat tiap jamnya akan berkurang, namun kami memastikan tidak akan ada delay dan keterlambatan," kata Doso didampingi Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Semarang Ahmad Wahid, saat bertemu awak media di kantor Pelindo III di Jalan Coaster No.10, Semarang Utara, Semarang, Senin (15/7).
Selain Kepala KSOP, jumpa pers itu juga dihadiri agen perjalanan yang membawahkan kapal, Indonesia National Shipowner Association (INSA) Semarang, Kapolsek Tanjung Emas.
Doso mengemukakan, penyebab terjadinya kecelakaan kapal MV Soul Of Luck tersebut karena mesin kapal mengalami kerusakan saat merapat ke dermaga. Pada saat hendak masuk ke perairan Semarang belum menemui masalah. "Namun saat hendak merapat ke dermaga, tiba-tiba mesin tidak bisa berfungsi walaupun kita sudah menggunakan kapal kecil untuk menahan laju kapal MV. Soul Od Luck," katanya.
Menurut Doso, Nakhoda yang dibantu petugas dari KSOP sudah berupaya maksimal dengan mengerahkan motor tug untuk menarik kapal. "Namun, insiden tidak bisa di hindarkan. Tali penarik putus sehingga kapal melaju ke bandara menyenggol container crane” kata Doso.
Kepala KSOP Tanjung Emas, Ahmad Wahid, mengakui sistem kapal tidak berfungsi karena mesin rusak sehingga saat mendekati dermaga, rem kapal tidak berfungsi. Pihaknya sudah memanggil nahkoda beserta awak kapal untuk dimintai keterangan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan di mesin kapal sehingga tidak bisa berfungsi sepenuhnya saat hendak berlabuh.
"Semua yang sudah kami periksa. Tidak ada unsur kesengajaan. Ini murni kecelakaan akibat tidak berfungsinya mesin penggerak kapal saat bersandar di dermaga," kata Wahid. Ambruknya crene 3 itu mengakibatkan sopir truk mengalami ruka ringan, 14 kontainer dan 3 truk rusak, 1 buah bolder, 6 fender, scratch di dermaga serta putusnya enam tali pengikat kapal.
Akibat kecelakaan ini, Pihak Pelindo memperkirakan kerugian mencapai Rp60 milyar.